Keracunan Massal MBG Terjadi di Agam dan Banjar, Ratusan Korban Dirawat
JAKARTA, iNews.id - Kasus dugaan keracunan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencuat di dua daerah, yakni Kabupaten Agam, Sumatera Barat dan Kota Banjar, Jawa Barat. Ratusan korban, mayoritas pelajar, dilaporkan mengalami gejala serius dan harus mendapat perawatan medis intensif.
Di Kabupaten Agam, jumlah korban terus bertambah hingga mencapai 110 orang pada Kamis siang. Korban terdiri dari murid, guru, dan orang tua yang diduga mengonsumsi nasi goreng produksi Dapur Umum SPPG Kampuang Tanga Lubuk Basung pada Rabu siang. Pemerintah Kabupaten Agam menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menanggung seluruh biaya pengobatan para korban.
Sebanyak 11 pasien baru dirawat di Puskesmas Manggopoh, sementara 13 lainnya dirujuk ke RSUD Lubuk Basung. Puskesmas Manggopoh kini difungsikan sebagai posko KLB.
Ini merupakan kasus keracunan pertama yang tercatat dalam pelaksanaan program MBG di Sumatera Barat. "Gejalanya bervariasi mulai dari mual, muntah, ada yang diare juga. Korban usianya itu dari usia SMP ya, yang paling besar itu 14 tahun. Terus ada yang SD juga, ada yang TK juga ada," ujar Direktur RSIA Rizki Bunda Lubuk Basung, drg Nurul Maulina Aladin.
Sementara itu, di Kota Banjar, Jawa Barat, sebanyak 68 siswa dari kelas 7 hingga 9 mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG. Keluhan awal berupa mual dan pusing berkembang cepat menjadi sesak napas, memicu kepanikan di lingkungan sekolah.
Evakuasi berlangsung dramatis di tengah hujan deras. Tenaga medis yang datang menggunakan 20 ambulans dibantu oleh guru dan staf sekolah tampak kewalahan menghadapi kondisi siswa yang terus memburuk. Para korban dilarikan ke tiga rumah sakit di Kota Banjar: RSUD Banjar, RS PMC, dan RSRA Idaman.
Pihak berwenang di kedua daerah tengah melakukan investigasi untuk memastikan sumber keracunan dan mengevaluasi pelaksanaan program MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
Editor: Kurnia Illahi