Kuasai Ibu Kota Kathmandu! Militer Nepal Terapkan Jam Malam, 51 Orang Tewas dalam Demo Ricuh
KATHMANDU, iNews.id – Pemerintah Nepal mengerahkan pasukan militer ke Kathmandu dan sejumlah kota besar lainnya untuk memulihkan ketertiban setelah demo besar-besaran yang berujung kericuhan. Pemerintah juga memberlakukan jam malam sejak Rabu (10/9/2025) pukul 17.00 hingga Kamis (11/9/2025) pukul 06.00 waktu setempat.
Warga diimbau tetap berada di rumah, meski sebagian terlihat keluar untuk membersihkan puing-puing dan sampah sisa kerusuhan yang terjadi sebelumnya. Aktivitas ini dilakukan karena mereka tidak bisa bergerak leluasa ketika situasi memanas pada siang hari.
Di sejumlah titik strategis, aparat mendirikan pos pemeriksaan, memeriksa identitas warga, dan menghentikan kendaraan yang melintas.
“Jangan bepergian jika tidak perlu,” ujar seorang petugas melalui pengeras suara.
Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu yang sebelumnya ditutup akibat kerusuhan kini kembali beroperasi sejak Rabu (10/9/2025). Meski situasi di ibu kota mulai membaik, asap masih terlihat mengepul dari beberapa bangunan yang dibakar massa selama aksi berlangsung.
Aparat keamanan juga berhasil menangkap 27 orang yang diduga terlibat dalam kekerasan, penjarahan, dan vandalisme. Selain itu, lebih dari 70 pucuk senjata api disita dari berbagai lokasi bentrokan.
Juru bicara militer Nepal, Rajaram Basnet, menegaskan pihaknya kini fokus mengendalikan kelompok perusuh.“Kami sedang dalam proses mengendalikan oknum-oknum yang menjarah, membakar, dan menimbulkan berbagai insiden,” ujarnya.
Polisi Nepal melaporkan bahwa 51 orang tewas akibat kerusuhan yang terjadi pada Senin (8/9/2025).
"51 orang tewas sejauh ini dalam protes pada hari Minggu, termasuk sedikitnya 21 pengunjuk rasa dan 3 polisi," kata Juru Bicara Kepolisian Binod Ghimire, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (12/9/2025).
Korban tewas juga termasuk sejumlah tahanan yang meninggal saat atau setelah melarikan diri dalam bentrokan dengan aparat keamanan. Beberapa buronan bahkan mencoba menyeberang ke perbatasan India.
Sebagian besar pengunjuk rasa yang tewas adalah korban kekerasan polisi ketika massa memprotes larangan pemerintah bermain media sosial, serta isu korupsi dan tata kelola pemerintahan yang buruk.
Dengan situasi yang masih tegang, pemerintah Nepal terus berupaya memulihkan keamanan dan meredakan konflik melalui negosiasi antara militer dan kelompok demonstran untuk menentukan perdana menteri baru.
Editor: Suriya Mohamad Said