Netanyahu Bangga Militernya Langgar Gencatan Senjata di Gaza, 44 Orang Tewas Sehari
YERUSALEM, iNews.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memicu kontroversi setelah dalam pidatonya di parlemen Knesset pada Selasa (21/10/2025) secara terang-terangan menyatakan kebanggaannya atas serangan brutal militer Israel di Gaza.
Serangan yang terjadi pada Minggu (19/10/2025) tersebut, yang merupakan pelanggaran gencatan senjata, menewaskan sedikitnya 44 orang dalam satu hari.
Dalam pidato pembukaan sidang musim dingin Knesset, Netanyahu mengungkap bahwa pasukannya telah menjatuhkan 153 ton bom dan menyerang puluhan target di seluruh Jalur Gaza pada hari Minggu itu.
"Selama gencatan senjata, dua tentara gugur. Kita menyerang mereka dengan 153 ton bom dan menyerang puluhan target di seluruh Jalur Gaza," ujar Netanyahu, yang menghadapi interupsi berulang kali dari anggota parlemen oposisi yang memprotes kebijakan perpanjangan perang.
Kantor Media Gaza melaporkan bahwa sejak gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober 2025, Israel telah melakukan 80 kali pelanggaran. Pelanggaran ini menyebabkan total 97 warga sipil tewas, dengan 44 korban jiwa terjadi pada hari Minggu saja, dan 230 orang lainnya luka-luka.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) beralasan serangan mereka adalah respons setelah dua tentara tewas di Rafah, menuduh Hamas menggunakan roket anti-tank.
Namun, Hamas membantah keras tuduhan tersebut, menegaskan komitmen mereka pada perjanjian gencatan senjata. Mereka bahkan menyatakan telah kehilangan kontak dengan kelompok bersenjata di Rafah sejak Operasi Kereta Gideon, jauh sebelum serangan terbaru ini.
Perlu dicatat, sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.200 lainnya.
Editor: Vitrianda Hilba Siregar