Program Makan Bergizi Gratis di Lebak, 4.000 Rantang Makanan Disiapkan Setiap Hari

LEBAK, iNews.id - Program Makan Bergizi Gratis (BMG) di Kabupaten Lebak, Banten mulai dilaksanakan untuk meningkatkan gizi siswa-siswi di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Salah satu sekolah yang menerima manfaat adalah SD Negeri 1 Pasar Keong, Kecamatan Cibadak.

Bagi ratusan siswa di sekolah tersebut, ini merupakan kali pertama mereka menikmati menu makanan sehat dan bergizi. Para siswa tampak senang saat menerima makanan yang terdiri dari nasi, daging, sayur, susu dan buah pisang.

Baca Juga

Belasan Siswa SDN Legokhayam Bandung Keracunan, Bupati Bentuk Satgas Khusus Kawal MBG

“Enak banget. Senang kan? Senang. Senang banget. Tadi menunya apa? Ada daging, ada susu, ada sayur, ada pisang, ada nasi. Sebelumnya pernah makan enggak? Ini baru pertama kali,” ujar beberapa siswa dengan wajah ceria.

Baca Juga

12 Siswa SD di Bandung Diduga Keracunan Makanan MBG, Gejala Mual hingga Muntah

SD Negeri 1 Pasar Keong berada di pelosok wilayah Cibadak, dengan lebih dari 40% siswanya berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak dari mereka yang biasanya tidak sarapan dan harus berjalan kaki cukup jauh untuk sampai ke sekolah.

Baca Juga

Hasil Lab Kasus Keracunan Massal di Wates, Menu MBG Terkontaminasi Bakteri

“Kalau biasanya mungkin makan hanya ala kadarnya dengan apa adanya. Sekarang dengan makanan ini sangat terbantu sekali. Mudah-mudahan program ini terus berlanjutlah,” kata salah satu guru.

Program BMG ini tidak hanya berdampak pada kesehatan siswa, tetapi juga membantu perekonomian warga sekitar. Sebanyak 4.000 rantang makanan disiapkan setiap hari dengan melibatkan 50 tenaga kerja lokal. Selain itu, hasil pertanian dan peternakan warga juga dibeli untuk mendukung kebutuhan bahan makanan program ini.

“Kalau sekolah Bapak ini banyak ini enggak, Pak, yang warga miskin gitu, Pak? Banyak juga. Kalau di sini ee hampir berapa ya? Hampir 40%. Ini kurang mampu bukan miskin ya. Kurang mampu,” jelas seorang pengelola program.

Dengan jumlah penerima manfaat yang diperkirakan mencapai 12.000 siswa, pihak sekolah berharap titik distribusi program bisa ditambah agar menjangkau lebih banyak anak. Meski masih ada kendala teknis seperti proses pendaftaran dan pengunggahan data, semangat untuk menjalankan program tetap tinggi.

Editor: Kurnia Illahi