Ricuh Aksi Demo Rebutan Tanah Adat Batak di Tapanuli Utara
TAPANULI UTARA, iNews.id - Warga area hutan adat Batak di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara emosi dan tak terima saat permukiman mereka akan digusur dan diambil oleh PT Toba Pulp Lestasi (TPL). Masyarakat mencoba untuk masuk ke areal hutan mereka, namun petugas tidak memperbolehkan sehingga sempat terjadi adu mulut dan baku hantam.
Pimpinan tertinggi Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) turun tangan dan meminta agar PT TPL ditutup karena telah menutup areal hutan milik tanah adat Batak. PT TPL disebut sudah merampas tanah adat Batak di Desa Nagasaribu, Kecamatan Siborong Borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
"Jadi cukup banyak fakta, bukti dari hasil-hasil studi dan pengalaman sendiri menyaksikan yang tadi saya sampaikan, dampak negatifnya jauh lebih banyak bencana silih bergati. Sekarang hutan-hutan kita sudah hancur. Itu penyebabnya yang mendorong saya untuk berseru kiranya pemilik TPL ini menghentikan operasi," ujar Pimpinan Tertinggi Gereja HKBP Pendeta Viktor Tinambunan, Selasa (13/5/2025).
Ketua Aliansi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Toba Pulp Lestari menyayangkan pernyataan pimpinan tertinggi Gereja HKBP tersebut karena tidak memikirkan nasib para buruh yang bekerja.
"Tolong dipikirkan kami pekerja yang ada di PT Toba Pulp Lestari. Seandai kata Bapak mengatakan ini tutup, bagaimana dengan nasib kami, nasib anak dan istri kami? Jadi, marilah kita kami menyarankan kepada Bapak supaya menampung aspirasi itu tidak sepihak. Para pekerja berharap agar warga dan manajemen PT Toba Pulp Lestari dibantu pemerintah bisa duduk bersama supaya mencari solusi terbaik," kata Ketua Aliansi KSBI TPL Pesta Manurung.
Editor: Donald Karouw