YANGON, iNews.id - Sebanyak 38 demonstran anti-kudeta Myanmar tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan di beberapa kota pada Rabu (3/3/2021).
Utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener menyebut saat itu merupakan hari paling berdarah sejak kudeta penggulingan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
“Kami mencatat hari ini, hanya hari ini, 38 orang tewas,” ujar Burgener, dikutip Reuters, Kamis (4/3/2021).
Laporan sebuah badan bantuan menyebutkan, korban tewas termasuk empat anak-anak.
Jika ditotal maka hingga saat ini 59 demonstran tewas selama unjuk rasa menentang kudeta.
Selain itu Burgener memperingatkan wakil panglima militer Myanmar, Soe Win, bahwa militer akan mendapat sanksi keras dari beberapa negara. Namun Soe Win tak gentar.
Dia menyebut sudah terbiasa dengan sanksi serta bisa bertahan dan selamat.
Editor: Anton Suhartono