JAKARTA, iNews.id - Deretan senjata aneh yang digunakan dalam Perang Dunia mungkin jarang diketahui orang. Saat berlangsungnya Perang Dunia I dan II, negara-negara besar berlomba memamerkan kemahiran dengan adu kecanggihan senjata militer, meski tak semuanya berhasil.
Ada beberapa senjata unik dan tak lazim sempat digunakan. Keberadaan senjata-senjata ini cukup banyak menarik perhatian.
Berikut lima senjata aneh di Perang Dunia:
1. Walking Stick
Salah satu senjata aneh yang digunakan dalam Perang Dunia adalah tongkat jalan alias walking stick atau juga disebut trench club. Walking stick mulai berkembang pesat saat Perang Dunia I. Alat ini digunakan sebagai tongkat para petugas atau tentara sebagai pertahanan.
2. Goliath
Goliath adalah senjata yang digunakan Jerman pada Perang Dunia II dan diciptakan Sersan Radford. Senjata ini berupa miniatur tank Jerman yang sengaja dipersiapkan untuk mengirim bahan peledak dengan bantuan pengendali jarak jauh (remote control).
3. The Panjandrum
Senjata unik berikutnya The Panjandrum digunakan pada Perang Dunia II. Bentuknya sangat tidak biasa, berupa dua roda besar yang dilengkapi dengan peluncur roket. Bagian paling berbahaya dari senjata unik ini berada di tengahnya yang dilengkapi banyak ranjau alias bom. Senjata ini dirancang oleh militer Inggris namun tidak berfungsi dengan baik.
Percobaan gagal The Panjandrum pernah terjadi pada 1943 hingga 1944. Kala itu, ranjau yang ada pada roda sering kali terlepas hingga berhamburan dan membahayakan para prajurit Inggris yang melakukan uji coba.
4. Bat Bomb
Amerika Serikat (AS) mengembangkan bom kelelawar atau bat bomb saat Perang Dunia II. Para ilmuwan AS memanfaatkan banyak kelelawar untuk mengirim bom ke pihak lawan, terutama Jepang. Bom dalam jumlah besar itu sengaja dipasang di tubuh kelelawar dan diterbangkan ke Jepang. Bom tidak langsung meledak saat dijatuhkan, melainkan menunggu beberapa saat hingga kelelawar kembali ke sarangnya.
5. Exploding Rat
Selain kelelawar, bom atau bahan peledak juga bisa dipasangkan pada hewan pengerat seperti tikus. Hal ini dilakukan tentara Inggris di masa Perang Dunia II. Tikus yang telah mati dibedah dan tubuhnya diisi bahan peledak. Lanjutnya, perut tikus kembali dijahit. Seakan-akan tikus tersebut tidak berbahaya. Tikus-tikus itu sedianya dilempar sehingga menciptakan ledakan besar. Sayangnya, metode ini tidak pernah diujicobakan lantaran tentara Jerman telah mengetahui dan mencegahnya.
Editor: Anton Suhartono