ANKARA, iNews.id - Mata uang Turki, Lira, merosot ke rekor terendah terhadap dolar AS pada Senin (29/5/2023). Hal itu, merupakan reaksi negatif pelaku pasar setelah Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan menang lagi dalam pemilihan presiden (Pilpres) Turki, Minggu (28/5/2023).
Mengutip Reuters, Lira merosot menjadi 20,077 terhadap dolar AS pada Senin (29/5/2023), menembus rekor terendah 20,06 lira per dolar AS yang sebelumnya telah terjadi pada Jumat (26/5/2023). Lira sudah melemah lebih dari 6 persen sejak awal tahun ini dan kehilangan lebih dari 90 persen nilainya selama satu dekade terakhir.
Penurunan ini disebabkan kondisi ekonomi yang berada dalam siklus boom and bust serta serangan inflasi dan krisis mata uang berkepanjangan yang dialami Turki selama masa pemerintahan Erdogan. Kemenangan Erdogan sekaligus melanjutkan pemerintahannya untuk periode ketigan.
Sejak krisis tahun 2021, otoritas setempat telah mengambil peran untuk semakin akfif di pasar valuta asing (valas) dengan pergerakan harian menjadi sangat kecil dan sebagian besar mencatat pelemahan. Sementara, cadangan foreign exchange dan emas menyusut.
"Pengaturan saat ini tidak berkelanjutan. Dengan cadangan devisa yang terbatas dan suku bunga riil yang sangat negatif, tekanan pada lira sangat berat," ujar Ekonom dari BlueBay Asset Management, Tim Ash dikutip, Senin (29/5/2023).
Penampilan Erdogan yang mengejutkan pada putaran pertama pemilihan presiden Turki telah memicu aksi jual obligasi internasional Turki dan lonjakan biaya di tengah memudarnya harapan akan perubahan kebijakan ekonomi.
Dalam pidato kemenangannya, Erdogan mengakui bahwa inflasi adalah masalah yang paling mendesak saat ini. Tetapi, dia meyakini hal tersebut akan menurun, menyusul kebijakan suku bunga bank sentral yang dipotong menjadi 8,5 persen dari 19 persen pada dua tahun lalu.
Para analis mewanti-wanti mengenai seberapa besar pertumbuhan ekonomi yang digembar-gemborkan oleh pemerintah baru Erdogan.
"Erdogan tidak mungkin menerima pendekatan ekonomi ortodoks langsung. Namun, beberapa penyesuaian terhadap pendekatan heterodoks saat ini dapat diadopsi menjelang pemilihan lokal Maret 2024," ucap Co-President Teneo, Wolfango Piccoli.
Editor: Jeanny Aipassa