JAKARTA, iNews.id - Roti buaya identik dengan DKI Jakarta. Kuliner khas Betawi ini menyimpan nilai-nilai filosofis.
Roti buaya juga selalu hadir dalam banyak acara. Tak hanya kawinan, namun juga peringatan HUT Ibu Kota. Kebetulan, 22 Juni 2021 Jakarta genap berusia 494 tahun.
Tidak ada catatan pasti kapan roti buaya pertama kali diciptakan dan menjadi seserahan wajib pernikahan adat betawi. Namun, roti berbentuk buaya ini diyakini pertama kali muncul di masa penjajahan Belanda, tepatnya di abad ke 17 hingga 18.
Sejarah roti buaya sendiri terinspirasi oleh bangsa Eropa yang saat itu mulai memasuki Indonesia khususnya Batavia. Orang Eropa memiliki tradisi memberikan seserahan berupa bunga dan cokelat kepada pasangan pengantinnya.
Seolah ingin menandingi bangsa Eropa, lantas terciptalah roti buaya sebagai bentuk hadiah kepada pasangan saat pelaminan. Roti dipilih karena saat itu salah satu makanan mahal dan ekslusif yang hanya bisa dinikmati oleh sebagian kalangan .
Adapun alasan wujud buaya dipilih, Menurut budayawan Betawi JJ Rizal, karena reptil ini memiliki hubungan khusus dengan masyarakat Betawi. Jakarta yang dikelilingi dengan 13 sungai, membuat warga pada masa lalu sering berjumpa dengan buaya dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu, buaya diyakini sebagai perwujudan siluman yang bertugas untuk menjaga sumber air bagi warga Jakarta.
Tak hanya itu saja, terdapat makna dan filosofi lain bagi masyarakat Betawi. Berbeda dengan istilah ‘Buaya Darat’ , Buaya jantan sepanjang hidupnya hanya kawin sekali dengan satu pasangan betina, sehingga Buaya dianggap sebagai simbol kesetiaan.
Editor: Zen Teguh