MALANG, iNews.id - Jalan menembus hutan. Menyurusi jalan tanah berliku. Jalur jalan kaki, berpayung rimbun hutan lereng barat Gunung Semeru, menjadi jalur pembuka menuju ke Coban Pelangi. Jalur perjalanan sering memberikan kejutan tanjakan, dan turunan curam.
Berkelok aliran sungai di tepi jurang, menjadi penghias setiap pejalanan kaki yang menyusuri
jalan tanah liat. Air bening, nampak mengalir membelah hijaunya hutan tropis. Liukan alirannya,
layaknya ular panjang yang menggeliat di atas permadani hijau.
Gemercik air sungai yang alirannya membentur batuan hitam, samar-samar terdengar dari
kejauhan, beradu dengan kicau burung, dan suara candaan gerombolan kera. Selepas dari
puluhan kelokan, dan turunan curam, sebuah jembatan bambu khas pegunungan, akan
menyambut kaki yang mulai lunglai menghadapi jalan setapak.
Jembatan bambu yang melintang di atas aliran Sungai Amprong. Airnya begitu jernih, dan indah.
Hijaunya pepohonan, semakin membuat teduh jembatan bambu tersebut. Sesekali air membuih
seputih kapas, saat harus membentur bebatuan di tengah aliran sungai.
Segarnya air, membuat langkah kaki yang mulai gontai diterjang jalan setapak berliku dan
menurun, terhenti. Jalan setapak di sisi jembatan, menuntun langkah kaki-kaki lelah, untuk
mencebur ke alirannya, mencari kesegaran sesaat, sebelum melanjutkan perjalanan menuju
pelangi abadi.
Editor: Yudistiro Pranoto