JAKARTA, iNews.id - Akhir-akhir ini para reformis dari berbagai tradisi keagamaan mengajukan pendekatan teologi toleransi untuk membangun perdamaian antaragama.
Namun pada saat bersamaan muncul perlawanan dari kalangan konservatif yang menolak pendekatan teologi karena dianggap menodai keyakinan.
Secanggih apapun pendekatan teologi tetap akan menimbulkan resistensi. Pasalnya, teologi dibangun di atas teks yang multi interpretasi.
Inilah keterbatasan pendekatan teologi. Karena itu gagasan Denny JA yang menawarkan pendekatan sosiologis atau non teologi dalam hubungan antaragama, patut disambut gembira, karena akan memberi sumbangan yang besar pada dialog agama.
Mungkin ini sumbangan terbesar setelah Hans Kung, seorang teolog Katolik berkebangsaan Swiss, dengan gagasan dialog agama untuk perdamaian dunia, yang dalam tiga dekade terakhir menjadi trend di kalangan umat beragama.
Editor: Yudistiro Pranoto