JAKARTA, iNews.id - Kanjeng Gusti Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam X (kanan) berdiskusi dengan Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Kementerian Ekonomi Kreatif/BEKRAF Yuke Sri Rahayu (kiri) dan Ketua Rantai Tekstil Lestari Basrie Kamba saat acara Progress 1 Tahun Circular Fashion Partnership (CFP) – Indonesia di Yogyakarta, Kamis (23/10/2025)
Upaya Indonesia menuju ekonomi tekstil sirkular semakin nyata dengan peringatan satu tahun Circular Fashion Partnership (CFP) Indonesia yang digelar di Kepatihan Puro Pakualaman. Lebih dari seratus pemangku kepentingan dari pemerintah, industri, akademisi, dan pelaku kreatif hadir menegaskan komitmen bersama membangun sistem tekstil yang berkelanjutan dan inklusif.
Mengusung tema “Membangun Momentum untuk Sistem Tekstil Sirkular di Indonesia,” acara ini menjadi refleksi capaian program dan ajang merumuskan langkah strategis ke depan. Dukungan pemerintah melalui BAPPENAS dan BEKRAF menegaskan bahwa ekonomi sirkular bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi hijau yang menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja baru.
“Ekonomi sirkular merupakan bagian penting dari strategi industri hijau, dan sektor tekstil menjadi prioritas untuk dikembangkan,” ujar Rolly R. Purnomo, Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital BAPPENAS. Sementara itu, Yuke Sri Rahayu dari BEKRAF menilai produk kreatif berbahan limbah tekstil akan memperkuat daya saing global industri kreatif Indonesia.
Dukungan juga datang dari Kanjeng Gusti Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam X, yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengolah limbah kain menjadi sumber daya bernilai.
Melalui hasil kajian dan diskusi panel, CFP menegaskan potensi Indonesia sebagai pusat inovasi daur ulang tekstil di Asia. Tahun kedua kemitraan ini akan difokuskan pada penguatan kebijakan, pemetaan limbah, dan peningkatan standar produk daur ulang agar mampu menembus pasar global — sekaligus membawa Indonesia selangkah lebih dekat pada ekonomi tekstil sirkular yang tangguh dan berdaya saing.
Editor: Yudistiro Pranoto