JAKARTA, iNews.id - Wakil Menteri Pertahanan Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto (tengah), The Chief Represntative KNDS Indonesia Thomas Gerard (kanan) dan Kepala Badan Teknologi Pertahanan (Batekhan) Kemhan RI, Mayjen TNI I.E. Djoko Purwanto (kiri) saat acara Defence Technology Forum (DTF) 2025 di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Kepala Badan Teknologi Pertahanan (Batekhan) Kementerian Pertahanan RI, Mayjen TNI I.E. Djoko Purwanto, menegaskan bahwa kerja sama Indonesia dengan mitra internasional KNDS telah menunjukkan hasil nyata dalam pengembangan teknologi pertahanan. Pernyataan itu disampaikan dalam Defence Technology Forum 2025, yang menjadi ajang implementasi kerja sama strategis Indonesia–Prancis.
Djoko menyebut forum tersebut sebagai tindak lanjut dari kesepakatan kedua kepala negara. “Forum ini merupakan implementasi kerja sama yang sudah dilaksanakan Presiden Indonesia dan Presiden Prancis, khususnya dalam pengembangan teknologi pertahanan,” ujarnya. Ia menambahkan, Batekhan tengah menelaah berbagai teknologi KNDS yang dianggap relevan untuk memenuhi kebutuhan alutsista nasional. “Kami lihat teknologi apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan alutsista Indonesia,” katanya.
Djoko menilai KNDS menunjukkan komitmen kuat dalam transfer teknologi. Menurutnya, dukungan tersebut tidak hanya sebatas pengadaan alutsista, tetapi juga meliputi manufaktur. “KNDS mempunyai niat baik, bukan hanya pengadaan, tetapi bagaimana transfer manufaktur bisa dilaksanakan di Indonesia,” ujarnya. Ia mencontohkan PT Pindad yang telah menerima manfaat transfer teknologi dalam produksi munisi, termasuk munisi kaliber pesawat.
Chief Representative KNDS Indonesia, Thomas Gerard, turut menegaskan komitmen perusahaannya memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia. “Partnership dengan Indonesia sangat strategis bagi KNDS,” ujarnya. Ia menyebut hubungan kedua pihak telah terjalin lebih dari empat dekade dan kini diarahkan menuju kerja sama industri yang lebih mendalam. “Kami ingin memperkuat partnership ini melalui kooperasi industri yang lebih strategis dan transfer manufaktur ke industri lokal,” tegasnya.
Thomas juga menyinggung dukungan KNDS terhadap upaya Indonesia mencapai kemandirian industri pertahanan. Ia menyebut Letter of Intent yang ditandatangani saat kunjungan Presiden Prancis pada Mei lalu menjadi momentum penting, terutama terkait sistem artileri dan amunisi kaliber besar. “KNDS siap menghubungkan sistem artileri dan perusahaan amunisi berkaliber besar ke Indonesia,” ujarnya.
Menurut Thomas, langkah ini merupakan komitmen untuk berkontribusi pada tujuan Indonesia mencapai kemandirian di sektor pertahanan. “Kami ingin mendukung objektif Indonesia untuk menjadi self-sufficient,” tutupnya.
Editor: Yudistiro Pranoto