KUTAI KARTANEGERA, iNews.id - Jr. Officer CSR Subholding Upstream Pertamina Adindha Fitriayu Wulandari berbincang dengan Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn Triyono di area budi daya lebah madu kelulut di area konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur, Jumat (13/9/2024).
PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field mengembangkan Program Pengembangan bersama kelompok masyarakat bersinergi membentuk Kelompok Tani Hutan Kelulut Sangatta, yang singkat Prolekta, di area konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur. Berawal dari ide sederhana untuk membenahi sistem budidaya lebah kelulut yang belum efisien, program ini terus berkembang hingga melahirkan sejumlah subunit usaha baru dan mendapatkan hak paten peralatan.
PEP Sangatta Field hadir untuk membantu kelompok tani yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai sehingga hasil panen madunya belum optimal. Implementasi Program Prolekta dimulai pada 2021 melalui kegiatan pengembangan infrastruktur, pelatihan keamanan pangan, dan peresmian program. Pada tahun berikutnya, pengembangan program berupa pelatihan budidaya kelulut dan pengelolaan wisata, inisiasi gerakan Satu Orang Satu Pohon, dan inovasi Alat Hisap Sederhana.
Dengan pemetaan sosial di desa-desa di wilayah operasi PEP Sangatta Field, hal itu dapat membantu memastikan pemanfaatan potensi lokal, dampak positif yang diberikan, dan keberlanjutan program tersebut.
Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah menyampaikan, pengembangan subunit usaha berhasil menghasilkan lima usaha baru, yaitu UMKM Produsen Madu Kelulut; Eduwisata Budidaya Lebah Kelulut; Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste; Depot Energi; dan Bank Sampah Sederhana Trigona. Ruang lingkup kerja masing-masing subunit juga berbeda-beda.
UMKM Produsen Madu Kelulut, yang berperan sebagai subunit usaha utama, bekerja untuk memproduksi madu kelulut dan bee pollen dan mengolah propolis cair. Kemudian, Eduwisata Budidaya Lebah Kelulut bekerja untuk mengembangkan sektor usaha budidaya ke wisata edukasi budidaya dan melibatkan kelompok rentan menjadi edukator bagi pengunjung.
Editor: Yudistiro Pranoto