SEMARANG, iNews.id - Aktivitas perajin dalam proses pembuatan kolang-kaling di Kampung Kokolaka (Kampung Olahan Kolang-kaling) Jatirejo, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/4/2022).
Saat ini ada sekitar 15 orang yang perajin kolang-kaling yang masih aktif. Salah satunya Suripah (60) merupakan perajin kolang kaling yang merupakan generasi ketiga dari neneknya Mbah Paini, Mbah Mujirah. Suripah merupakan anak dari Mbah Mujirah.
Menurutnya, ketika pandemi Covid-19 selama dua tahun selalu rugi hampir dua ton karena kolang-kaling tidak laku atau rugi puluhan juta. Namun kini mulai bangkit, permintaan kolang-kaling kembali meningkat. Permintaan kolang-kaling banyak ketika datangnya bulan Ramadan, hingga menghabiskan 10 ton dalam satu musim.
Kolang-kaling merupakan olahan buah dari pohon aren. Buah aren didapatkan dari Banjarnegara. Proses pengolahannya adalah buah aren di rencek, lalu direbus selama satu jam, kemudian dikupas buah arennya lalu dipukul-pukul. Memakan waktu empat sampai lima hari sampai. Kemudian dipukul-pukul biar tipis dan empuk. Kolang-kaling ini didistribusikan ke seluruh pasar yang ada di Semarang. Harga kolang-kaling satu kilogramnya berkisar antara Rp13.000 sampai Rp20.000.
(FOTO: Sindo/Ahmad Antoni)
Editor: Yudistiro Pranoto