JAKARTA, iNews.id - Inovasi yang dilakukan calon presiden Ganjar Pranowo dalam mengatasi persoalan stunting di Indonesia, khususnya di pedesaan, mendapat apresiasi dari ilmuwan dan praktisi teknologi. Stunting atau tengkes erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih, karena itu prioritas Ganjar menyelesaikan persoalan ini dengan pendekatan memastikan kebutuhan air yang bersih dan saat merupakan terobosan besar.
Pendapat itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) periode 2021 – 2025, Gembong Primadjaja, saat membedah strategi Ganjar dalam isu stunting. Kementerian Kesehatan menegaskan, masalah stunting merupakan permasalahan gizi yang dihadapi dunia khususnya negara-negara miskin dan berkembang. Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai dengan usia 24 bulan.
Selain malnutrisi, kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang buruk ternyata juga menjadi penyebab tingginya angka stunting di Indonesia. Menurut riset Kementerian Kesehatan, stunting yang disebabkan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk mencapai 60 persen, sementara yang dikarenakan gizi buruk ‘hanya’ 40 persen. Tak heran, kalau akses air bersih masuk sebagai salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) dengan target tahun 2030. Kemudahan akses air bersih menjadi prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia yang bebas stunting.
“Saat mengetahui ada 74 bayi terkena stunting di Desa Deroduwur, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, dan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, karena sumber airnya berjarak 700 meter dari desa, maka Ganjar memutuskan untuk memasang pompa hidram untuk mengalirkan air bersih kepada 662 kepala keluarga, 335 hektar lahan pertanian dan dua pondok pesantren,” kata Gembong.
Begitu juga dengan kesulitan mendapatkan air bersih di Desa Mekarmukti, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Ganjar juga memberikan pompa hydram untuk mengalirkan air bersih kepada 450 kepala keluarga di desa pelosok Jawa Barat itu.
Editor: Yudistiro Pranoto