JAKARTA, iNews. - Berbicara tentang Madiun tentu tak lepas dari pendekar dan pesilat. Yang mana sebutan "Kota Pendekar" untuk Kota Madiun dan "Kampung Pesilat" untuk Kabupaten Madiun. Pada hari Jumat (2/9/2022) merupakan peringatan berdirinya organisasi pencak silat terbesar dan tertua di Indonesia yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) yang ke 100 dengan tema "1 Abad Terate Emas Untuk Dunia" yang digelar di Padepokan Agung SH Terate, jl. Merak no. 10 & 17, Nambangan Kidul, Manguharjo, Kota Madiun.
Setelah acara dibuka dilanjutkan Atraksi Kolosal Seni Pencak Silat SH Terate dan mendapatkan apresiasi dari Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (LEPRID) dengan jumlah tempat (1.540) dan peserta (157.093) terbanyak. Juga tempat (1.497) dan peserta (153361) kategori Kenduri Nasional dalam waktu yang bersamaan. Kemudian sebagai Organisasi pencak silat tertua di dunia sebagaimana yang dibacakan oleh perwakilan dari LEPRID (Yohanes Wengka).
Berlanjut di Pendopo Graha Krida Budaya, para undangan disambut Tari Bedoyo Kerato Surakarta Hadiningrat dan Reog Kridha Satria Tama serta penampilan budaya dari masing-masing cabang.
Hadir dalam peringatan 100 tahun SH Terate ini diantaranya, Ketua Dewan Pusat (H. Issoebiantoro, SH), Ketua Umum (Drs. R Moerdjoko HW), Pengurus Pusat, Ibu Pembina SH Terate (Siti Ruwiatun Tarmadji), Panglima TNI (Jenderal TNI Muhammad Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil, Ph.D), Ketua DPD RI (Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti), Pangdam V Brawijaya (Mayjen Nurchahyanto), Wakil Gubernur Jawa Timur (Emil Elestianto Dardak), Ketua Fraksi Demokrat DPR RI (Edhie Baskoro Yudhoyono Walikota Madiun (Maidi), Bupati Madiun (H Ahmad Dawami), Forkopimda Kota dan Kabupaten Madiun.
Ketua Umum SH Terate, mengatakan dalam peringatan satu abad Terate emas ini dikumpulkan air dan tanah dari 354 cabang di seluruh Indonesia mulai dari ujung barat hingga ujung timur kepulauan tanah air.
"Maknanya kita ingin agar seluruh Nusantara dapat harmonis, dan SH Terate bisa saling menjaga marwah ajaran tradisi dan harkat martabat," katanya.
Editor: Yudistiro Pranoto