10 Peraturan Aneh yang Cuma Ada di Korea Utara
JAKARTA, iNews.id - Inilah peraturan-peraturan aneh yang cuma ada di Korea Utara. Sebelum memutuskan untuk berlibur ke Korea Utara, sebaiknya kamu mengetahui sejumlah peraturan di negara yang dipimpin Kim Jong-un ini.
Korea Utara (Korut) dikenal sebagai negara yang sangat tertutup dan tidak ingin menerima pengaruh dunia luar. Bahkan, ada beberapa aturan yang dianggap tidak masuk akal. Berikut adalah aturan-aturan aneh yang ada di Korea Utara.
Peraturan ini wajib ditaati oleh para turis mancanegara yang sedang berwisata ke Korea Utara. Segala bentuk pengambilan gambar yang tidak disertai izin, dianggap melanggar peraturan.
Otoritas setempat akan menyita kamera wisatawan atau bahkan menahan si fotografer. Karenanya, wisatawan perlu mencari agen perjalanan tepat dan resmi agar bisa mengawal serta memaparkan beragam aturan yang tidak boleh dilanggar di Korea Utara.
Korea Utara sebenarnya mengizinkan masyarakatnya untuk bebas memeluk agama. Namun, rupanya keberadaan agama Kristen dan kitab suci Injil tidak disambut dengan baik di negara ini.
Melansir Okezone, siapa pun yang menganut agama Kristen di Korea Utara, maka akan dikirim ke kamp kerja paksa oleh pemerintah.
Bagi masyarakat Korea Utara yang melanggar larangan menelepon ke luar negeri, hukumannya adalah kurungan penjara. Bahkan, mereka yang nekat menghubungi seseorang di Korea Selatan akan diganjar hukuman mati. Aturan aneh ini membuktikan bahwa pemerintah Korea Utara sangat ketat mengawasi warganya agar warganya tidak berkomunikasi dengan dunia luar.
Pemerintah Korea Utara memperkenalkan gaya potongan rambut yang direkomendasikan kepada warganya mulai tahun 2013. Ada sekitar 18 model potongan rambut untuk perempuan dan 10 model untuk pria. Dari deretan model rambut yang dikeluarkan, tidak ada satu pun yang sama dengan milik Kim Jong Un.
Hal itu dikarenakan Kim tak mau disamai oleh siapa pun. Sementara, model potongan rambut lain yang tidak masuk dalam daftar rekomendasi, dilarang oleh pemerintah. Jika ada warga yang tidak patuh, maka petugas akan langsung memotong rambut pelanggar di tempat.
Penduduk Korut tidak memiliki kebebasan memilih pekerjaan, karena pekerjaan setiap orang sudah dipilihkan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan negara.
Tertidur saat rapat di Korea Utara bisa berujung masalah besar. Pada 2015, Menteri Pertahanan Korea Utara dieksekusi secara terbuka dengan senjata anti-pesawat, karena tertidur dalam salah satu acara Kim Jong-un.
Korea Utara memiliki akses internet, tapi kurang dari 1 persen populasi yang bisa menggunakannya. Hanya para pemimpin politik, mahasiswa di universitas elite, dan sangat sedikit lainnya yang bisa mengakses internet. Sebaliknya, penduduk setempat bisa menggunakan intranet yang disebut Kwangmyong, dengan 1.000-5.500 situs web di dalamnya tapi akses ke situs internasional diblokir.
Para wisatawan asing di Korut selalu ditemani oleh pemandu dan petugas, juga harus mengikuti aturan khusus seperti selalu meminta izin untuk mengambil foto. Wisatawan juga tidak diizinkan menggunakan mata uang nasional, dan tidak diperbolehkan mendatangi toko-toko tertentu.
Korea Utara menjual surat kabar, tetapi warga dilarang melipatnya. Alasannya adalah gambar-gambar pemimpin terpajang di seluruh koran, sehingga melipatnya dianggap tidak sopan.
Pemerintah sudah memutuskan di mana setiap orang menetap berdasarkan kelas sosial. Bahkan, seseorang hanya bisa pindah ke ibu kota Pyongyang jika pemerintah mengizinkannya.
Editor: Komaruddin Bagja