Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

10 Persen Warga Gaza Kelaparan Akut, WHO Nyatakan Situasi Darurat Gizi

Senin, 28 Juli 2025 - 12:01:00 WIB
10 Persen Warga Gaza Kelaparan Akut, WHO Nyatakan Situasi Darurat Gizi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan keras terhadap krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

GAZA, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan keras terhadap krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza. Dalam laporan terbaru, WHO menyebut lebih dari 10 persen populasi Gaza kini mengalami malnutrisi akut, menyusul penutupan total jalur bantuan oleh Israel sejak Maret 2025.

Kondisi ini mendorong WHO menyatakan situasi darurat gizi di Gaza, menyoroti bahwa kelaparan massal kini menjadi ancaman nyata terhadap kelangsungan hidup satu generasi.

Lonjakan Kematian pada Juli

WHO mencatat Juli menjadi titik puncak dari krisis kelaparan, dengan 63 kematian akibat malnutrisi terjadi hanya dalam satu bulan, dari total 74 sepanjang 2025. Korban terbanyak adalah anak-anak: yakni 24 balita dan 1 anak di atas usia 5 tahun meninggal karena tubuh mereka tak lagi mampu melawan kelaparan.

"Malnutrisi di Jalur Gaza kini berada pada lintasan yang sangat berbahaya," demikian pernyataan WHO, dikutip Senin (28/7/2025). 

Sebagian besar korban disebut meninggal dunia sesaat setelah tiba di rumah sakit, menunjukkan tanda-tanda malnutrisi parah yang tidak tertangani akibat minimnya pasokan medis.

5.000 Balita Dirawat, 18 Persen dalam Kondisi Kritis

Dalam 2 pekan pertama Juli saja, lebih dari 5.000 anak balita dirawat di fasilitas medis Gaza karena kekurangan gizi. 

WHO menyebut 18 persen di antaranya mengalami malnutrisi akut berat, bentuk paling mematikan dari kelaparan yang bisa menyebabkan kematian dalam hitungan hari tanpa penanganan.

“Krisis ini sepenuhnya bisa dicegah,” kata WHO. 

Mereka menyalahkan pemblokiran total terhadap bantuan makanan, kesehatan, dan kemanusiaan yang dilakukan Israel sejak Maret sebagai penyebab utama bencana ini.

Ibu Hamil dan Menyusui: 40 Persen Alami Malnutrisi Berat

Bukan hanya anak-anak, ibu hamil dan menyusui juga termasuk kelompok yang paling terdampak. WHO mengutip data dari Nutrition Cluster yang menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen ibu hamil dan menyusui di Gaza mengalami malnutrisi berat. 

Sebagian besar dari mereka sudah berada dalam kondisi kritis dan berisiko kehilangan nyawa, bersama dengan janin yang dikandungnya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyoroti bahwa lebih dari 20 persen ibu hamil yang diperiksa mengalami malnutrisi parah. 

Dia menegaskan krisis ini bukan hanya soal kekurangan makanan, tetapi tentang pemutusan total akses terhadap hak hidup dasar.

133 Warga Gaza Tewas karena Kelaparan sejak Oktober 2023

Laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya menyebut, 133 warga Gaza telah meninggal akibat kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk 87 anak-anak. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah karena blokade penuh Israel terus berlangsung dan jalur bantuan masih tertutup rapat.

Blokade terhadap Gaza sendiri telah berlangsung selama 18 tahun, namun mencapai titik paling ekstrem sejak 2 Maret 2025, ketika Israel menutup seluruh penyeberangan dan memblokir masuknya bantuan kemanusiaan.

Krisis gizi akut di Gaza telah berkembang menjadi bencana kemanusiaan besar-besaran, tetapi respons internasional masih minim. WHO menegaskan tanpa intervensi segera untuk membuka akses bantuan, jumlah kematian akan melonjak dalam waktu dekat.

“Situasi ini bukan bencana alam. Ini adalah krisis buatan manusia yang dapat dihentikan jika ada kemauan politik dan keberanian moral,” kata Tedros.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut