100.000 Orang Melarikan Diri dari Lebanon ke Suriah akibat Serangan Israel
JENEWA, iNews.id – Sekitar 100.000 orang melarikan diri dari Lebanon ke Suriah akibat serangan udara Israel, beberapa waktu terakhir. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat hanya dalam dua hari.
“Arus pengungsi masih terus berlanjut,” kata Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi, Filippo Grandi, di platform media sosial X, Senin (30/9/2024).
Dia mengatakan, para petugas Badan Pengungsi PBB (UNHCR) telah bersiaga di empat titik penyeberangan bersama otoritas lokal dan Bulan Sabit Merah Suriah untuk mendukung para pendatang baru dari Lebanon ke negara tetangganya itu.
Menurut laporan UNHCR, eksodus warga Lebanon ke Suriah—yang juga sedang dilanda perang—dimulai sejak sepekan yang lalu, tepatnya pada 23 September. Israel telah memperluas serangannya dalam beberapa hari terakhir yang tak hanya berlangsung di Jalur Gaza, tetapi kini juga mencakup ke Lebanon.
Serangan zionis terhadap sejumlah target Hizbullah di Lebanon menewaskan pemimpinnya, Hassan Nasrallah, pada Jumat. Pekan lalu, pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon, termasuk 14 paramedis hanya dalam dua hari, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
UNHCR mengatakan, hingga Jumat lalu, jumlah warga Lebanon yang menyeberang ke Suriah masih 30.000 orang. Perwakilan badan PBB tersebut di Suriah, Gonzalo Vargas Llosa mengatakan, sekitar 80 persen adalah warga negara Suriah dan 20 persen warga Lebanon.
“Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, meskipun beberapa pria juga ada yang menyeberang. Sekitar setengahnya adalah anak-anak dan remaja,” kata Llosa kepada wartawan.
Dia mengingatkan risiko yang bakal dihadapi orang-orang yang melarikan diri Suriah. Pasalnya, negara itu sendiri sedang menderita krisis dan kekerasan selama lebih dari 13 tahun, serta keruntuhan ekonomi.
“Orang-orang yang melarikan diri dari pemboman tiba di Suriah dalam keadaan kelelahan, trauma, dan sangat membutuhkan bantuan.”
Editor: Ahmad Islamy Jamil