19 Orang Staf PBB Diduga Tewas Dalam Kecelakaan Ethiopian Airlines
ADDIS ABABA, iNews.id - Setidaknya 19 orang yang berafiliasi dengan PBB tewas dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang terjadi pada Minggu (10/3).
Kepala badan imigrasi PBB menyatakan setidaknya 19 anggota staf PBB termasuk di antara korban tewas jatuhnya pesawat jet Ethiopia di dekat Addis Ababa.
Pihak berwenang menyebut, semua kru dan penumpang berjumlah 157 orang tewas saat pesawat Boeing 737 itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa dalam penerbangan ke Nairobi, tempat konferensi PBB diadakan.
"Indikasi awal adalah bahwa 19 anggota staf organisasi afiliasi PBB tewas," kata kepala Organisasi Internasional untuk Imigrasi, Antonio Vitorino, seperti dilaporkan AFP, Senin (11/3/2019).
"Banyak anggota staf lainnya dari setidaknya lima organisasi PBB dan yang berafiliasi juga dipahami telah tewas," katanya.
Menurut Vitorino, bersama dengan IOM, Program Pangan Dunia; Badan Pengungsi PBB, Bank Dunia, Badan Lingkungan PBB, dan lembaga lain juga kehilangan rekan-rekan mereka.
Staf IOM di pesawat itu adalah Anne Feigl, yang bekerja untuk misi agensi di Sudan.
"Feigl adalah seorang kolega yang sangat dihargai dan anggota staf yang populer, berkomitmen dan profesional," kata kepala misi, Catherine Northing.
Sementara itu, direktur Program Pangan Dunia, David Beasley, mengonfirmasi tujuh stafnya telah meninggal.
"Ketika kita berduka, mari kita renungkan bahwa masing-masing kolega WFP ini bersedia melakukan perjalanan dan bekerja jauh dari rumah mereka dan orang-orang terkasih untuk membantu membuat dunia tempat yang lebih baik untuk hidup," kata Beasley.
Dalam sebuah pernyataan, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi yang bermarkas di Jenewa, Filippo Grandi, belum bisa mengkonfirmasi apakah ada koleganya yang tewas dalam insiden itu.
Sebuah sumber PBB sebelumnya menambahkan, seorang penerjemah yang melakukan perjalanan ke konferensi PBB tentang lingkungan mungkin juga termasuk di antara yang tewas.
Sumber itu menyebut, menentukan jumlah pasti staf PBB dalam penerbangan cukup sulit lantaran beberapa orang memberi tahu PBB soal rencana perjalanan mereka, sementara yang lain tidak; dan tidak semua menggunakan paspor PBB untuk bepergian.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan belasungkawa atas insiden nahas tersebut.
"Saya sangat sedih atas hilangnya nyawa yang tragis. Saya menyampaikan simpati dan solidaritas yang tulus kepada keluarga korban dan orang-orang terkasih, termasuk anggota staf PBB, serta belasungkawa tulus kepada pemerintah dan rakyat Ethiopia," kata Guterres.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa berhubungan dengan pemerintah Ethiopia dan bekerja sama dengan mereka untuk menetapkan perincian personel Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kehilangan nyawa mereka dalam tragedi ini."
Editor: Nathania Riris Michico