2 Bentrokan antara Gerilyawan dan Militer Jelang Kunjungan PM India, 7 Orang Tewas
SRINAGAR, iNews.id - Enam tersangka pemberontak dan seorang perwira paramiliter India tewas dalam dua bentrokan bersenjata berbeda di Kashmir yang dikuasai India. Bentrok terjadi dua hari menjelang kunjungan Perdana Menteri, Narendra Modi ke wilayah yang disengketakan.
Polisi mengatakan, baku tembak meletus di pinggiran Kota Jammu selatan, Jumat (22/4/2022) pagi. Saat itu, polisi dan tentara melihat sekelompok gerilyawan di Sunjwan.
Dua gerilyawan dan seorang perwira paramiliter tewas. Sedikitnya dua tentara dan dua pejabat polisi terluka dalam pertempuran tersebut.
Direktur jenderal polisi, Dilbag Singh kepada New Delhi Television mengatakann, gerilyawan yang terbunuh telah merencanakan serangan besar.
Sekitar 15 kilometer dari Kota Sunjwan, Modi dijadwalkan akan berbicara pada Minggu (24/4/2022) dalam acara publik pertamanya di wilayah yang disengketakan sejak New Delhi mencabut status semi-otonomnya pada 2019 dan membaginya menjadi dua wilayah yang diperintah secara langsung.
Wilayah ini tetap tak tenang sejak saat itu, karena pihak berwenang memberlakukan banyak undang-undang baru yang dikhawatirkan oleh para kritikus dan banyak penduduk dapat mengubah demografi wilayah tersebut.
Dua kunjungan Modi sebelumnya setelah 2019 adalah ke kamp militer untuk merayakan festival Hindu dengan tentara.
Dalam bentrokan terpisah pada Kamis, pasukan pemerintah membunuh empat gerilyawan di Malwah, sebuah desa di barat laut kota utama Srinagar. Setidaknya empat tentara dan seorang polisi juga terluka dalam pertempuran itu.
Polisi mengidentifikasi salah satu gerilyawan yang terbunuh sebagai Yousuf Kantroo. Dia merupakan komandan pemberontak yang paling lama bertahan di Kashmir.
Tidak ada konfirmasi independen atas insiden tersebut.
India dan Pakistan sama-sama mengklaim wilayah Kashmir yang terbagi secara keseluruhan. Pemberontak di bagian Kashmir yang dikuasai India telah memerangi pemerintahan New Delhi sejak 1989. Sebagian besar Muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak untuk menyatukan wilayah itu, baik di bawah kekuasaan Pakistan atau sebagai negara merdeka.
India menegaskan militansi Kashmir merupakan terorisme yang disponsori Pakistan. Pakistan membantah tuduhan itu, dan sebagian besar warga Kashmir menganggapnya sebagai perjuangan kebebasan yang sah. Puluhan ribu warga sipil, pemberontak dan pasukan pemerintah tewas dalam konflik tersebut.
Editor: Umaya Khusniah