KATHMANDU, iNews.id – Proses pencarian korban kecelakaan bus yang tersapu longsor di Nepal pada Jumat (12/7/2024) kemarin, sampai hari ini terus berlanjut. Puluhan orang masih belum ditemukan.
AFP melansir, tim penyelamat melanjutkan pencarian mereka pada Sabtu (13/7/2024) pagi waktu setempat untuk menemukan sedikitnya 63 orang yang hilang setelah tanah longsor menyapu dua bus keluar dari jalan raya dan masuk ke sungai di Distrik Chitwan. Kuatnya hantaman longsor kemarin mendorong kendaraan tersebut hingga menerobos penghalang beton jalan, kemudian jatuh ke tanggul yang curam dengan kedalaman sekitar 30 meter dari jalan.
Menilik Kehidupan Mewah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Raja Terlama di Dunia yang Masih Hidup
Puluhan petugas penyelamat sudah menghabiskan waktu berjam-jam menyisir Sungai Trishuli yang deras. Upaya pencarian terhambat oleh keruhnya air sungai karena mengandung lumpur serta derasnya arus, sebelum matahari terbenam memaksa mereka menghentikan pencarian pada Jumat petang.
Belum ada tanda-tanda bus atau penumpang yang ditemukan. “Kami akan mencari di semua tempat yang memungkinkan,” kata Bupati Chitwan, Indra Dev Yadav, kepada AFP.
2 Bus Bawa 65 Orang Diterjang Longsor hingga Masuk Sungai di Nepal, Sebagian Warga Asing
“Kami akan mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk melakukan pencarian dan penyelamatan meski tingginya permukaan air, serta derasnya arus dan air yang keruh,” tuturnya.
Pejabat distrik setempat, Khimananda Bhusal mengatakan, bustersebut membawa sedikitnya 66 orang. Namun tiga penumpang berhasil menyelamatkan diri dan kini dirawat di rumah sakit setempat.
2 Bus Disapu Longsor hingga Masuk Sungai di Nepal, 65 Orang Hilang
Kecelakaan bus masuk sungai itu terjadi sebelum matahari menyingsing di sepanjang Jalan Raya Narayanghat-Mugling, sekitar 100 km sebelah barat Ibu Kota Kathmandu. Satu bus sedang dalam perjalanan dari Kathmandu ke Gaur di Distrik Rautahat di Nepal Selatan. Sementara bus lainnya sedang dalam perjalanan dari Birgunj ke Kathmandu.
Seorang pengemudi tewas dalam kecelakaan terpisah di jalan yang sama setelah sebuah batu besar menghantam busnya. Korban meninggal saat dirawat di rumah sakit.
Hujan monsun yang melanda Asia Selatan pada Juni hingga September memberikan jeda bagi masyarakat setempat dari teriknya musim panas sekaligus menjadi kesempatan untuk mengisi kembali persediaan air mereka. Akan tetapi, cuaca tersebut juga membawa bencana yang menyebabkan banyaknya kematian dan kehancuran. Salah satu bencana itu adalah tanah longsor.
Curah hujan di kawasan itu sulit diprediksi dan sangat bervariasi. Namun para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim membuat musim hujan semakin kuat dan tidak menentu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku