2 Mahkota Emas dan Perhiasan Milik Kerajaan Swedia Digondol Maling
STOCKHOLM, iNews.id - Polisi Swedia memburu pelaku pencurian sejumlah perhiasan berlapis emas dan permata milik keluarga Kerajaan Swedia yang disimpan di gedung katedral di dekat ibu kota, Stockholm.
Perhiasan yang dicuri antara lain dua mahkota berlapis emas dan dua perhiasan bertatahkan permata. Semuanya merupakan benda peninggalan abad 17.
Pelaku mencuri perhiasan itu pada Selasa (31/7) siang waktu setempat saat katedral yang terletak di Strängnäs, di barat Stockholm, dibuka untuk umum.
Penampakan mahkota berlapis emas dan permata yang dicuri. (Foto: Alamy)
Saluran televisi berita setempat, Aftonbladet, melaporkan perhiasan yang dicuri merupakan peninggalan Raja Charles IX dan Ratu Kristina pada awal 1600-an.
Sejumlah saksi mata mengatakan, mereka melihat dua orang pria keluar dari katedral sebelum melarikan diri dengan mengendarai perahu motor di Danau Malaren, salah satu danau terbesar di negara itu.
Seorang saksi mata sekaligus warga yang akan menikah di katedral itu pada pekan depan, Tom Rowell, mengaku melihat dua pria berlari meninggalkan gedung. Dua pria itu kemudian melompat ke perahu motor berwarna putih dan kabur.
Benda-benda berharga itu dipajang dipajang di Katedral Strangnas, Swedia. (Foto: Riggwelter/WIKI)
"Saya lalu menghubungi polisi dan memberi tahu ada sesuatu yang dicuri dari katedral. Saya yakin mereka pencuri karena melihat gelagatnya," kata Rowell.
"Sangat disesalkan ada orang yang mencuri dari bangunan suci dan bersejarah," ujar Rowell, menambahkan.
Polisi Swedia menggelar operasi besar-besaran untuk memburu pelaku pencurian. Namun sejauh ini belum membuahkan hasil.
Pencuri melarikan diri dengan mengendarai perahu motor di Danau Malaren. (Foto: EPA)
"Saat ini, mereka unggul 1-0," kata juru bicara kepolisian, Thomas Agnevik.
Pejabat kepolisian dan pimpinan katedral mengaku belum mengetahui nilai dari benda-benda yang dicuri tersebut.
"Terlalu sulit untuk mengkalkulasinya. Barang-barang yang dicuri ini merupakan objek yang unik," kata Agnevik.
Salah satu staf yang bekerja di Katedral Strängnäs, Catharina Fröjd, menyebut peristiwa itu merupakan sebuah kerugian besar.
"Pencurian itu merupakan kerugian besar secara nilai budaya dan ekonomi," ujarnya.
Editor: Nathania Riris Michico