2 Remaja Bangladesh Ditembak Tentara Perbatasan India, Mayat Ditahan
DHAKA, iNews.id - Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) India membunuh dua pemuda Bangladesh menggunakan senjata mematikan. Padahal antara Bangladesh dan India memiliki komitmen untuk tak menggunakan senjata mematikan di sepanjang daerah perbatasan.
BSF menembaki dua orang Bangladesh di sepanjang perbatasan Burimari di subdistrik Patgram di distrik perbatasan utara Bangladesh, Lalmonirhat, Minggu (29/8/2021).
Petugas yang bertanggung jawab atas Kantor Polisi Patgram, Omor Faruque mengatakan tentara Perbatasan menahan jenazah kedua pemuda.
"Para pemuda itu kembali dari sisi India, membawa sapi bersama mereka. Mereka ditembak mati, dan Pasukan Keamanan Perbatasan India tidak menyerahkan mayat-mayat itu,” katanya.
Dia menambahkan, para pemuda itu datang dari sisi India [perbatasan] dan tidak membawa dokumen masuk yang sah. Kini Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) bekerja keras untuk membawa kembali tubuh mereka.
BGB mengirim surat kepada BSF sebagai protes atas pembunuhan tersebut. Mereka menuntut agar mayat-mayat itu diserahkan. Namun, pihaknya belum menerima tanggapan resmi dari BSF.
Dilansir dari Anadolu, pembunuhan warga Bangladesh oleh pasukan perbatasan India terus berlanjut meskipun ada jaminan dari pihak India untuk tidak menggunakan senjata mematikan.
India berbagi wilayah perbatasan terbesarnya dengan Bangladesh. Kedua negara berbagi perbatasan internasional sepanjang 4.096 kilometer (2.545 mil), perbatasan darat terpanjang kelima di dunia.
Human Rights Watch mengatakan, Pemerintah India telah mengeluarkan perintah publik untuk menahan diri dan mengakhiri pembunuhan di luar hukum dan membuat jaminan ke Bangladesh, termasuk selama pembicaraan pada Desember 2020.
Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan Kamal mengatakan kepada parlemen pada Juli tahun lalu bahwa BSF telah membunuh total 294 warga negara Bangladesh dalam 10 tahun terakhir.
Namun, organisasi hak asasi manusia Bangladesh Odhikar menuduh pasukan perbatasan telah membunuh sedikitnya 334 orang Bangladesh sejak 2011. Mereka juga melakukan beberapa contoh pelecehan berat lainnya, termasuk 51 pembunuhan pada tahun 2020.
Editor: Umaya Khusniah