2 Rumah dengan Halaman Asri Bertahan dari Gusuran di Tengah Proyek Gedung Singapura
SINGAPURA, iNews.id - Pemandangan janggal menunjukkan rumah berdiri di antara gedung di Singapura karena sang pemilik menolak digusur.
Bangunan dengan halaman asri itu berdiri di tengah proyek pembangunan gedung yang sedang berlangsung.
Kondisi ini mengingatkan dengan film kartun berjudul Up, menceritakan seorang laki-laki tua yang menolak untuk pindah dari rumahnya yang berdiri di tengah blok flat menjulang tinggi.
Tak jauh berbeda, pemilik kedua rumah di Singapura tersebut bertekad untuk tetap tinggal, menolak tawaran uang pengganti senilai miliaran rupiah agar mereka pindah.
Kedua bangunan di Singapura ini dijuluki 'rumah paku', bertetangga dan berada di blok yang sama, satu menghadap jalan utama dan lainnya menghadap ke jalan samping. Lokasinya berada di Geylang, Central Area, pusat bisnis Singapura.
"Saya tidak akan pernah menjualnya, tidak peduli berapa banyak uang yang ditawarkan,” ujar pemilik salah satu rumah berusia 60 tahun, dikutip dari BBC, Senin (11/1/2021).
"Saya menjadikan ruang terbuka di depan rumah sebagai taman. Saya juga memelihara ikan dan burung. Saya duduk di sini di pagi hari saat penduduk kota mulai bangun. Saya tidak bisa menemukan lagi rumah seperti ini sekarang. Ini adalah tanah kami," kata dia, menambahkan.
Dua rumah "anti gusur" itu mengubah rencana awal pengembang dalam mendesain bangunan mereka. Perusahaan properti berencana membangun kondominium, namun terpaksa merelakan desain awal yang tak mungkin diwujudkan karena keberadaan rumah tersebut.
Alasan sang pemilik untuk bertahan didasasrkan pada prinsip tanah hak milik yang sangat berharga di Singapura. Ruang dalam bentuk apa pun sangat bernilai di negara di mana setiap kilometer persegi dihuni rata-rata 8.000 penduduk itu.
Ruang tetap menjadi kendala di Singapura meskipun selama bertahun-tahun melakukan reklamasi, memperluas daratannya lebih dari 20 persen sejak merdeka pada 1965.
Editor: Anton Suhartono