2 Skenario Mengevakuasi 12 Pemain Sepak Bola Junior Thailand dari Gua
CHIANG RAI, iNews.id - Kisah 12 pemain sepak bola junior dan asisten pelatih yang ditemukan selamat setelah sembilan sampai 10 hari terjebak di dalam Gua Tham Luang belum berakhir. Kini, tim penyelamat harus memikirkan cara terbaik membawa mereka keluar dari perut gua.
Dilaporkan BBC, Selasa (3/7/2018), sejak hilang pada 23 Juni, remaja berusia antara 11 dan 16 tahun, serta seorang asisten pelatih berusia 25 tahun sudah menempuh perjalanan sejauh empat kilometer dari mulut gua. Mereka ditemukan di bongkahan batu di lorong 'Pattaya Beach'.
Mereka diduga masuk gua saat hujan deras turun sehingga akses masuk-keluar tertutup air.
Awalnya, para korban diharapkan bisa bergerak melewati bagian-bagian gua dalam kondisi kering. Namun aliran air yang deras menyumbat lorong-lorong sempit dengan lumpur dan puing-puing, sehingga menghalangi jarak pandang dan akses.
Salah satu bagian terberat bagi para penyelam adalah para korban berada di Pattaya Beach, lokasi perut gua yang cukup sulit dijangkau.

Penyelam harus melewati serangkaian tikungan sempit dan tajam dalam kegelapan untuk menuju Pattaya Beach. Dua petugas penyelamat asal Inggris berhasil menyelesaikan perjalanan sulit dan menemukan lokasi itu dalam kondisi banjir.
Mereka terus berenang sampai akhirnya menemukan para korban.
Meski sudah ditemukan, petugas kesulitan membawa keluar lantaran genangan air cukup tinggi. Jika hujan terus turun, mereka bisa terjebak di sana selama berbulan-bulan. Apalagi saat ini upaya untuk memompa air dari dalam gua belum berhasil.
Membawa anak-anak yang terperangkap ke tempat aman merupakan tugas sangat berbahaya mengingat kondisi di dalamnya. Jika ingin mereka selamat, ada dua skenario yang dipilih.
Pertama, kondisi kompleks Gua Tham Luang mengalami banjir selama musim hujan yakni sampai September atau Oktober. Jika para korban dikeluarkan sebelum itu, mereka harus belajar teknik menyelam dasar.
Namun para ahli memperingatkan, menyelami lorong gua yang tajam, sempit, berlumpur, serta minim cahaya tanpa ada pengalaman sangat berisiko.
Skenario kedua, jika menyelam tak memungkinkan, mereka harus menunggu sampai air surut dengan sendirinya. Itu berarti 13 korban harus tinggal di dalam gua selama berbulan-bulan. Artinya pasokan makanan dan kebutuhan lain dan dikirim secara rutin.
Sementara itu, dokter yang mampu menyelam akan mendangi lokasi dalam beberapa hari untuk memeriksa kondisi para korban.
Wartawan BBC yang berada di tempat kejadian, Jonathan Head, mengatakan, militer Thailand memiliki beberapa dokter dengan keterampilan menyelam yang bisa menjangkau mereka.
"Tetapi, ketika kekuatan mereka pulih pun, menarik mereka melalui beberapa terowongan yang terendam banjir akan menjadi tantangan menakutkan. Dan musim hujan baru saja dimulai di sini, permukaan air akan naik," ujar Head.
Saat ini tim lain masih menjelajahi lereng gunung dengan harapan menemukan jalan lain menuju gua.
Editor: Nathania Riris Michico