2 Warga Bangladesh Ditembak Mati oleh Pasukan Perbatasan India, Ini Sebabnya
DHAKA, iNews.id - Dua warga Bangladesh ditembak mati pada Rabu (9/11/2022). Pelaku penembakan diduga Pasukan Keamanan Perbatasan India (BSF) di sepanjang perbatasan utara Bangladesh.
Kedua korban yang berusia antara 28-30 ditembak mati di daerah perbatasan Mahishtuli, Distrik perbatasan Lalmonirhat. Keduanya, bersama dengan sekelompok penyelundup ternak, diduga mencoba menyeberangi perbatasan dari sisi India ke Bangladesh secara ilegal.
“Kami telah mendengar tentang insiden (kematian dua warga negara Bangladesh) dari pejabat setempat. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan setelah mengumpulkan rincian,” kata Direktur (operasi) Penjaga Perbatasan Bangladesh, Letnan Kolonel Faizur Rahman seperti dikutip dari Anadolu.
Jenazah para korban dikirim ke rumah sakit setempat untuk diautopsi. Selanjutnya, kedua jenazah akan diserahkan kepada keluarga mereka.
Kedua negara Asia Selatan berbagi perbatasan internasional sepanjang 4.096 kilometer (2.545 mil). Ini menjadi perbatasan darat terpanjang kelima di dunia.
Setelah beberapa insiden pembunuhan di perbatasan baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen mengatakan di Dhaka bahwa sungguh memalukan bahwa India tidak dapat menghentikan pasukan perbatasannya menggunakan senjata mematikan di sepanjang perbatasan.
Ain-o-Salish Kendra (ASK), sebuah organisasi bantuan hukum dan hak asasi manusia non-pemerintah setempat mengatakan, sedikitnya delapan warga Bangladesh ditembak mati, dan tujuh lainnya terluka oleh BSF dalam delapan bulan terakhir.
BSF dituduh melakukan pelanggaran. Padahal, mereka berulang kali berkomitmen untuk tidak menggunakan senjata mematikan di sepanjang perbatasan.
Odhikar, sebuah organisasi hak asasi manusia lokal di Bangladesh, dalam laporan terbarunya mengklaim, pasukan India telah membunuh lebih dari 1.200 orang Bangladesh di sepanjang perbatasan selama dua dekade terakhir.
Kedua negara, dalam sebuah pernyataan bersama pada bulan September, setuju untuk bekerja untuk menurunkan jumlah pembunuhan di perbatasan menjadi nol.
Editor: Umaya Khusniah