26 Negara Uni Eropa Desak Israel Batalkan Rencana Operasi Militer di Rafah
BRUSSELS, iNews.id - Sebanyak 26 negara anggota UE mendesak Israel untuk tidak melakukan operasi militer di Rafah, Jalur Gaza. Negara-negara itu juga meminta Israel memastikan jeda kemanusiaan untuk pembebasan para tawanan dan penyediaan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.
"Nah, 26 (negara anggota) mendukung pernyataan yang saya keluarkan sebelum akhir pekan, meminta Pemerintah Israel untuk tidak melancarkan operasi militer terhadap Rafah," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, seusai pertemuan Dewan Luar Negeri Uni Eropa, Senin (19/2/2024).
Pekan lalu, Israel melancarkan serangan ke Kota Rafah di Jalur Gaza Selatan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya akan melakukan operasi militer besar-besaran di Rafah dan memerintahkan Kementerian Pertahanan Israel untuk mengembangkan rencana evakuasi penduduk sipil dari kota tersebut.
Selama seminggu terakhir, banyak pemimpin internasional menyuarakan keprihatinan atas rencana serangan Israel ke Rafah. Menurut Borrell, 26 negara Uni Eropa telah mengeluarkan pernyataan baru, yang pada dasarnya juga mengungkapkan keprihatinan yang sama.
"Saya mengeluarkannya (pernyataan) sebelum akhir pekan, tetapi dengan paragraf tambahan, yaitu 'membutuhkan jeda kemanusiaan segera yang akan mengarah pada gencatan senjata yang berkelanjutan, pembebasan sandera tanpa syarat, dan penyediaan bantuan kemanusiaan'," ucap Borrell.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza lewat operasi yang disebut "Banjir al-Aqsa". Serangan tersebut menewaskan 1.200 orang Israel. Hamas juga menawan sekitar 240 penduduk zionis lainnya pada waktu itu.
Israel lalu melancarkan serangan balik, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan untuk melenyapkan Hamas dan menyelamatkan para tawanan. Sampai sejauh ini, setidaknya 29.000 orang telah gugur akibat serangan brutal zionis di Jalur Gaza.
Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan tawanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata sempat diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 tawanan diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Editor: Ahmad Islamy Jamil