27 Orang Termasuk Perempuan dan Anak-Anak Disandera ISIS di Suriah
BEIRUT, iNews.id - Setidaknya 27 orang dilaporkan tengah disandera oleh ISIS di Suriah selatan. Kelompok organisasi kemanusiaan, Human Rights Watch (HRW) menyebut penyanderaan itu sebagai kejahatan perang.
"Penyanderaan merupakan kejahatan perang. Nyawa warga sipil harusnya tidak digunakan sebagai alat tawar-menawar," kata wakil direktur HRW untuk Timur Tengah, Lama Fakih, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (25/8/2018)/
HRW melaporkan, para korban diculik oleh ISIS saat serangan besar-besaran terhadap komunitas Druze di Sweida, Suriah selatan, pada 25 Juli lalu.
Lebih dari 250 orang dilaporkan tewas akibat serangan ISIS tersebut. Mereka yang diculik sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut HRW, mereka disandera untuk digunakan sebagai alat tawar menawar dalam negosiasi dengan Pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia.
Dari 30 orang lebih yang disandera ISIS sejak serangan pada Juli lalu, setidaknya dua orang dilaporkan meninggal. Seorang mahasiswa laki-laki berusia 19 tahun dipenggal dan video pemenggalannya beredar di dunia maya.
Kemudian pada Agustus, seorang perempuan 65 tahun meninggal. Namun ISIS menyatakan nenek itu jatuh sakit sebelum meninggal.
HRW juga melaporkan, dua perempuan berhasil melarikan diri setelah diculik dari rumah mereka. Para warga menyebut setidaknya 27 orang masih ditawan ISIS, yang di antaranya adalah anak-anak berusia tujuh tahun.
Saat ini ISIS hanya menguasai kurang dari tiga persen kawasan Suriah, setelah kehilangan banyak wilayah menyusul kekalahannya dari pasukan pemerintah Suriah, yang didukung tentara dan pesawat-pesawat tempur Rusia.
Kendati demikian, ISIS membuktikan pihaknya masih mampu melancarkan serangan mematikan, dengan menewaskan pejuang pro-pemerintah dan melukai lebih dari 60 orang dalam serangan di Provinsi Sweida pada Jumat (24/8) malam waktu setempat.
Sejak perang saudara meletus di Suriah pada 2011, lebih dari 350.000 orang tewas dan jutaan orang melarikan diri.
Editor: Nathania Riris Michico