3 Menteri Thailand Divonis Penjara hingga 7 Tahun terkait Demonstrasi Anti-Pemerintah pada 2014
BANGKOK, iNews.id - Pengadilan Thailand, Rabu (24/2/2021), memvonis hukuman penjara kepada 14 pemimpin politik, termasuk tiga menteri. Mereka dinyatakan bersalah atas kerusuhan dalam unjuk rasa anti-pemerintah yang memicu kudeta militer pada 2014.
Ada 26 terdakwa yang dinyatakan bersalah, dari total 39 orang. Selain para pemimpin politik mereka adalah aktivis.
Mereka juga didakwa menghalangi pemilu serta merusak properti pemerintah dalam demonstrasi selama 7 bulan melawan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Menteri urusan digital Puttipong Punnakanta, Menteri Pendidikan Nataphol Teepsuwan, dan Wakil Menteri Transportasi Thaworn Senneam dijatuhi hukuman penjara mulai dari 5 hingga 7 tahun 4 bulan.
Berdasarkan aturan di Thailand, pejabat negara yang dijatuhi vonis pengadilan harus meninggalkan jabatannya.
Para menteri di kabinet Perdana Menteri Prayuth Chan O Cha itu pada 2014 memimpin kudeta menggulingkan pemimpin sipil Yingluck.
Dalam sidang di awal mereka mengaku tidak bersalah atau semua tuduhan.
"Mereka mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan dan akan mengajukan banding," kata Sawat Charoenpon, pengacara yang mewakili Komite Reformasi Demokratik Rakyat (PDRC), dikutip dari Reuters, Kamis (25/2/2021).
Sementara itu pemimpin PDRC dan mantan wakil perdana menteri Suthep Thaugsuban dijatuhi hukuman penjara 5 tahun.
Dari mereka yang dinyatakan bersalah, 12 dijatuhi hukuman percobaan dan enam dibebaskan dengan jaminan.
"Kami para pemimpin PDRC telah divonis selama beberapa tahun penjara, namun kami masih mempertahankan cita-cita untuk melayani bangsa, agama, dan raja," kata Suthep, di Facebook setelah putusan.
Protes PDRC pada 2013 dan 2014 memainkan peran penting dalam menyatukan pasukan royalis dan nasionalis melawan pemerintah yang dikendalikan taipan yang juga mantan perdana menteri, Thaksin Shinawatra. Thaksin merupakan kakak Yingluc, namun kini tinggal di pengasingan di luar negeri.
Thaksin dan Yongluck menjadi perdana menteri Thailand setelah menang telak dalam pemilu.
Namun kudeta pada 2014 berhasil menggulingkan Yingluck dan kemudian mengangkat Prayuth sebagai pemimpin. Prayuth kemudian memenangkan pemilu pada 2019 di tengah tuduhan kecurangan.
Editor: Anton Suhartono