Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Politisi Partai Republik Berupaya Batalkan Kemenangan Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York
Advertisement . Scroll to see content

3 Perempuan Indonesia Ditangkap di Singapura atas Tuduhan Terorisme

Senin, 23 September 2019 - 19:55:00 WIB
3 Perempuan Indonesia Ditangkap di Singapura atas Tuduhan Terorisme
3 PRT asal Indonesia ditangkap di Singapura atas tuduhan terorisme (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SINGAPURA, iNews.id - Otoritas Singapura menangkap tiga perempuan asal Indonesia atas tuduhan pelanggaran Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA). Mereka ditahan sejak September 2019.

Kementerian Urusan Dalam Negeri Singapura (MHA) dalam siaran persnya Senin (23/9/2019), seperti dilaporkan Channel News Asia, menyatakan, mereka diselidiki terkait dugaan keterlibatan dalam pendanaan kegiatan terorisme. Tiga perempuan itu adalah Anindia Afiyantari (33), Retno Hernayani (36), dan Turmini (31).

Menurut MHA, ketiganya bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Singapura selama antara 6 dan 13 tahun. Selama periode itu mereka saling mengenal, sebelum menjadi radikal pada 2018.

Anindia dan Retno pertama kali bertemu di acara sosial dan terus berinteraksi di hari libur. Sementara Turmini terhubung dengan mereka melalui media sosial.

"Seiring waktu, mereka mengembangkan jaringan kontak online asing pro-militan, termasuk 'pacar online' yang berbagi ideologi pro-ISIS," bunyi pernyataan MHA.

Anindia dan Retno juga berniat berangkat ke Suriah dan bergabung dengan kelompok ISIS serta siap untuk mengangkat senjata dan menjadi pelaku bom bunuh diri. Sementara Retno bercita-cita tinggal di Suriah bersama para pejuang ISIS.

Namun karena kelompok ISIS di Suriah dikalahkan, Anindia dan Retno didorong oleh kontak online mereka untuk pindah ke Filipina selatan, Afghanistan, atau negara Afrika, untuk bergabung dengan sisa-sisa kelompok ISIS.

Mereka juga menyumbang dana untuk kelompok di luar negeri untuk tujuan terorisme, seperti mendukung kegiatan ISIS dan kelompok teroris yang berbasis di Indonesia yakni Jamaah Anshorud Daulah (JAD).

Ketiga perempuan diradikalisasi pada tahun lalu setelah menemukan materi online terkait dengan ISIS.

"Mereka tertarik pada gambar kekerasan yang disebarluaskan dalam platform tersebut, seperti serangan bom ISIS dan video pemenggalan, serta propaganda kemenangan (ISIS) di medan perang," katanya.

Disebutkan MHA, ada satu perempuan pekerja rumah tangga asal Indonesia lain yang ditangkap. Namun dalam penyelidikan MHA tidak mendapati dia mengalami radikalisasi, sehingga dipulangkan ke Indonesia.

"Fakta bahwa ketiga individu dalam kasus ini diradikalisasi pada 2018, saat wilayah kekuasaan ISIS telah berkurang signifikan, menyoroti daya tarik ideologi kekerasan ISIS," kata MHA.

Sejak 2015, ada 19 pekerja rumah tangga asing yang teradikalisasi, termasuk tiga dari Indonesia, terdeteksi di Singapura. Namun tidak satu pun dari mereka punya rencana melakukan tindakan kekerasan di Singapura.

Namun MHA menganggap pemikiran radikal dan hubungan mereka dengan kelompok teroris di luar negeri bisa menjadi ancaman keamanan bagi Singapura.

Disebutkan, 16 pekerja rumah tangga yang sebelumnya teradikalisasi telah dipulangkan ke negara masing-masing setelah penyelidikan selesai.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut