3 Warga Palestina yang Tewas dalam Serangan Israel Ternyata Anggota Brigade Martir Al-Aqsa
NABLUS, iNews.id - Brigade Martir Al-Aqsa mengklaim tiga pria yang tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Balata di Kota Nablus sebagai anggotanya.
Sebuah pernyataan dari Fatah menyebut korban tewas, yakni Fathi Jihad Rizq (30), Abdullah Yousef Abu Hamdan (24) dan Mohammad Bilal Zeitoun (32).
Rekaman kamera keamanan menunjukkan salah satu pria itu tidak bersenjata ketika ditembak. Saat itu dia sedang mendekati seorang tentara.
Brigade Martir Al-Aqsa merupakan sebuah kelompok bersenjata yang terkait dengan partai Fatah Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Sebelumnya, pasukan keamanan Israel menyerang kamp pengungsi Balata dan membunuh tiga gerilyawan Palestina pada Senin (22/5/2023). Militer Israel mengatakan pasukannya mendapat serangan dari orang-orang bersenjata Palestina dan membunuh beberapa di antaranya.
"Tentara menyita senapan, amunisi dan alat peledak dan menghancurkan tempat pembuatan bom," kata militer Israel.
Warga kamp pengungsi Balata di Kota Nablus mengatakan, serangan dini hari itu merupakan operasi terbesar di sana dalam beberapa tahun. Radio Angkatan Darat Israel mengatakan sejumlah besar tentara ambil bagian dalam operasi itu.
"Kami sedang duduk dan mendengar suara tembakan. Saya membawa putri saya dan kami pindah ke sudut yang aman jauh dari jendela," kata Majeda Abu Shallal, yang rumahnya mengalami kerusakan parah.
Dia mengaku mulai berdoa. Saat itulah tentara yang ada di depan rumahnya tiba-tiba mereka pergi.
Sepuluh menit kemudian rumah itu diledakkan. Padahal dia dan keluarga ada di dalam rumah.
"Kami ada di dalam tetapi mereka tidak meminta kami pergi, mereka tidak mengatakan apa-apa kepada kami. Mereka tidak memberi tahu kami," katanya.
Militer Israel tidak segera mengonfirmasi apakah rumah itu adalah laboratorium bahan peledak yang diklaim telah dihancurkan. Mereka mengatakan, salah satu penghuni rumah itu adalah seorang militan.
"Agresi berkelanjutan terhadap Kota Nablus, desa-desa dan kamp-kampnya oleh pasukan pendudukan dan pemukim ekstremis adalah kejahatan perang besar dan hukuman kolektif yang harus segera diakhiri," kata juru bicara Abbas Nabil abu Rudeineh.
Balata merupakan kamp pengungsi terbesar di Tepi Barat. Israel telah sering melakukan penggerebekan di daerah itu selama setahun terakhir, di tengah serentetan serangan jalanan Palestina yang mematikan terhadap warga Israel.
Editor: Umaya Khusniah