36 Orang Tewas akibat Cuaca Berbahaya di India Utara
NEW DELHI, iNews.id – Cuaca berbahaya menewaskan sedikitnya 36 orang di India bagian utara hingga Sabtu (24/9/2022). Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal setelah disambar petir.
Para pejabat setempat pun memperingatkan akan datangnya hujan lebat yang lebih deras dalam beberapa hari ke depan.
Salah satu korban bernama Mohamed Usman (15) sedang berada di atas atap rumah temannya di Kota Prayagraj ketika petir menyambar pada Jumat (23/9/2022) malam. Sengatan itu membunuhnya seketika.
Sementara itu, teman korban bernama Aznan juga terluka dan saat ini dirawat di rumah sakit. “Begitu dia (Usman) menginjak teras, petir menyambar dan dia meninggal di tempat,” kata ayah Usman, Mohammad Ayub, kepada Associated Press (AP).
Di seluruh Negara Bagian Uttar Pradesh, sekitar 24 orang tewas setelah rumah mereka runtuh di tengah hujan yang menguyur tanpa henti.
Para pejabat mengatakan, 39 orang di negara bagian itu telah meninggal karena tersambar petir dalam lima hari terakhir. Peristiwa itu mendorong pemerintah negara bagian untuk mengeluarkan panduan baru tentang cara melindungi diri selama badai petir.
Sambaran petir biasa terjadi selama musim hujan di India, yang berlangsung dari Juni hingga September.
Menurut Lightning Resilient India Campaign, penggundulan hutan, penipisan badan air, dan polusi udara menjadi faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan iklim. Hal itu menyebabkan semakin banyak petir yang ganas menyambar di India.
Sementara Direktur Jenderal di Pusat Sains dan Lingkungan India, Sunita Narain mengatakan, pemanasan global juga meningkatkan frekuensi petir. Menurut dia, kenaikan suhu 1 derajat Celsius dapat meningkatkan petir 12 kali lipat.
Data menunjukkan, ada peningkatan 34 persen dalam sambaran petir di seluruh India selama setahun terakhir. Fenomena ini menyebabkan kematian akibat sambaran petir juga melonjak.
India mencatat 1.489 kematian akibat petir pada 2016, dan jumlahnya meningkat menjadi 2.869 pada 2021.
Editor: Ahmad Islamy Jamil