5 Calon Kuat PM Malaysia yang Baru, Nomor 3 Pernah Dikecewakan Mahathir Mohamad
KUALA LUMPUR, iNews.id - Bola panas kepala pemerintahan Malaysia kini berada di tangan Raja, Sultan Abdullah, setelah Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin mengajukan pengunduran diri, Senin (16/8/2021). Muhyiddin tetap menjadi PM sementara sampai Raja menentukan kepala pemerintahan yang baru.
Hal yang jelas, PM baru tak akan ditentukan melalui pemilihan umum mengingat kondisi pandemi Covid-19. Untuk itu Raja akan memilih anggota parlemen dengan dukungan terbanyak.
Ini akan menjadi tugas berat bagi Sultan Abdullah karena sejauh ini belum ada politikus yang menonjol, mengantongi mayoritas dukungan dari total 222 anggota parlemen. Namun ada beberapa sosok yang berpeluang menjadi PM Malaysia berikutnya, bahkan nama Muhyiddin masih mungkin kembali terpilih.
Berikut beberapa kandidat yang mungkin menjadi PM Malaysia berikutnya:
1. Ismail Sabri Yaakob
Dia adalah wakil perdana menteri Malaysia yang diamanahi tugas khusus mengatasi krisis Covid-19. Ismail yang merupakan tokoh senior Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) baru diangkat menjadi wakil PM pada Juli lalu dari jabatan sebelumnya menteri pertahanan. Penunjukannya juga dinilai bermuatan politis, yakni Muhyiddin ingin mempertahankan hubungannya dengan UMNO sebagai pendukung terbesar koalisi Perikatan Nasional.
Saat itu dia berharap mendapat dukungan, meski UMNO kemudian berbalik dengan menarik diri dari koalisi pemerintah. Namun Ismail menentang seruan partai untuk menarik dukungan bagi Muhyiddin.
2. Tengku Razaleigh Hamzah
Hamzah merupakan politikus senior yang berpengalaman 47 tahun duduk di kursi parlemen. Dia juga beberapa kali menjadi menteri. Dikenal sebagai Ku Li, Hamzah merupakan pendiri perusahaan energi pemerintah, Petronas.
Nama politikus UMNO berusia 84 tahun ini memang tak sepopuler empat politikus lainnya. Namun ini justru menjadi keuntungan tersendiri baginya. Dia dipandang sebagai kandidat yang masih bisa dikompromikan oleh beberapa faksi politik Malaysia sehingga menjadi kuda hitam.
Pemimpin oposisi berusia 74 tahun itu bisa dibilang punya ambisi besar untuk menjadi perdana menteri Malaysia setelah bertahun-tahun mendekam di penjara. Kesempatan terakhir baginya adalah saat pemerintahan Mahathir Mohamad pada 2018-2020, namun pupus.
Sebelum menjabat PM melalui kemenangan dalam pemilu 2018, Mahathir berjanji akan berbagi posisi PM kepada Anwar setelah menjabat 2 tahun. Namun Mahathir mengundurkan diri di perjalanan, tampuk kekuasaan pun beralih ke Muhyiddin pada Maret 2020 sebagai pemegang mayoritas dukungan.
Anwar pun mengemukakan kekecewaannya kepada Mahathir. Bahkan sebelum Mahathir mundur, kedua politisi senior ini sempat bersitegang dan saling melempar tuduhan.
Hanya saja koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar memiliki 88 kursi parlemen, jauh dari mayoritas minimum yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.
4. Hishamuddin Husein
Hishammuddin merupakan menteri luar negeri pemerintahan Muhyiddin dan menjadi anggota parlemen selama 26 tahun. Dia juga sepupu mantan PM kontroversial, Najib Razak, yang kini terjerat kasus mega korupsi.
Hishamuddin termasuk sosok menonjol secara internasional, termasuk saat menangani kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada 2014.
5. Muhyiddin Yassin
Tidak ada aturan di Malaysia seorang perdana menteri tak boleh menjabat lagi. Muhyiddin tetap berpeluang menjadi PM selanjutnya jika mendapat dukungan mayoritas. Hal yang sama dilakukan Mahathir saat mengundurkan diri pada 2020. Dia berharap naik kembali, namun ternyata dukungan baginya kalah dari Muhyiddin.
Namun peluang bagi Muhyiddin terbilang kecil karena rekam jejaknya saat memimpin setahun terakhir. Dia berkali-kali dikritik soal penanganan pandemi, gejolak ekonomi, serta yang terbaru menghadapi tuduhan berkhianat kepada Raja Malaysia setelah mencabut peraturan terkait penerapan keadaan darurat Covid-19. Pemerintahannya memutuskan untuk mencabut peraturan tanpa berkonsultasi dengan Raja.
Editor: Anton Suhartono