5 Fakta Benua Kedelapan Zealandia, Luas 2,5 Kali Daratan Indonesia

AUCKLAND, iNews.id - Para ilmuwan menemukan benua kedelapan yang hilang 375 tahun lalu. Temuan itu pertama kali diungkap pada tahun 1960-an.

Melansir dari BBC, Sabtu (30/9/2023) sekelompok ahli geologi mengumumkan penemuan tentang Zealandia atau dalam bahasa Maori disebut Te Riu-a-Maui.

Baca Juga

Hamas Pulangkan Jasad Perwira Israel Letnan Hadar Goldin setelah 11 Tahun Disandera

Benua besar ini memiliki luas 4,9 juta km persegi sekitar 2,5 kali daratan Indonesia atau sekitar enam kali lebih besar dari Madagaskar.

Berikut ini lima fakta Zealandia seperti dirangkum iNews.id:

1. Sudah Dicari Sejak 1642

Zealandia pertama kali dicari oleh pelaut Belanda Abel Tasman pada tahun 1642. Dia percaya bahwa di belahan bumi selatan harus ada benua besar yang disebut Terra Australis untuk menyeimbangkan benua di utara.

2. 94 Persen Zealandia Berada di Bawah Permukaan Laut

Zealandia terdiri dari sekitar 94 persen daratan yang terendam di bawah permukaan laut. Benua itu sebagian besar terletak di bawah laut. 

Hanya sejumlah kecil pulau, seperti Selandia Baru, yang mencuat di atas permukaan laut.

3. Benua Termuda di Dunia

Zealandia merupakan benua termuda di dunia. Meskipun telah ada selama jutaan tahun, penemuan dan pengakuan resminya sebagai benua terjadi baru-baru ini.

4. Butuh Waktu Lama Peneliti Temukan Zealandia

Penemuan Zealandia memerlukan waktu yang lama karena sulit diakses dan terendam di bawah laut. 

Penelitiannya menjadi lebih intens setelah munculnya United Nations Convention on the Law of the Sea yang memungkinkan negara-negara memperluas wilayah hukum mereka.

5. Masih Banyak Misteri Belum Terpecahkan

Meskipun telah mengungkap keberadaan Zealandia, masih banyak misteri yang mengelilinginya. Misalnya, masih belum jelas bagaimana dan kapan Zealandia tenggelam di bawah laut, serta apakah ada kehidupan di sana yang telah terawetkan dalam bentuk fosil. 

Selain itu, bentuk aneh Zealandia dan pembentukan ulang batuan di sana masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq