5 Fakta Ukraina Hancurkan Pesawat-Pesawat Pengebom Rusia, Nomor 4 Mengejutkan
KIEV, iNews.id - Ukraina mencetak sejarah dalam konflik bersenjatanya dengan Rusia sejak pecahnya perang pada Februrai 2022, melakukan serangan drone jauh ke dalam wilayah Rusia. Serangan itu menargetkan bukan hanya satu, tapi beberapa pangkalan udara Rusia sekaligus.
Uniknya, serangan dilakukan bukan dengan meluncurkan drone dari wilayah Ukraina, namun diselundupkan terlebih dulu jauh ke dalam wilayah Rusia tanpa terdeteksi.
Serangan tersebut diklaim berhasil menghancurkan pesawat pengebom strategis, termasuk yang berkemampuan nuklir, yang selama ini menjadi ancaman bagi wilayah Ukraina.
Ukraina melancarkan serangan ke pangkalan udara Belaya di Irkutsk, Siberia, yang berjarak lebih dari 4.300 km dari perbatasan. Ini menjadikannya serangan terjauh yang pernah dilakukan Ukraina sejak konflik dengan Rusia pecah pada 2022.
Menurut Dinas Keamanan Ukraina (SBU), serangan ini menghancurkan dan merusak sedikitnya 41 pesawat berat, termasuk Tu-95 dan Tu-22M, dua jenis pesawat pengebom strategis yang digunakan Rusia untuk meluncurkan rudal jarak jauh.
Pangkalan udara di Murmansk, Ivanovo, Ryazan, dan Amur juga menjadi target, meski beberapa serangan berhasil digagalkan oleh pertahanan Rusia.
Serangan dilakukan menggunakan 117 drone kamikaze yang diselundupkan ke dalam wilayah Rusia dan disembunyikan di dalam truk. Drone ini kemudian diluncurkan dari lokasi dekat pangkalan militer, membuatnya sulit dideteksi sistem pertahanan udara Rusia. Operasi rumit ini diyakini melibatkan agen-agen Ukraina yang telah berada di wilayah Rusia.
SBU memperkirakan nilai total kerusakan pesawat strategis Rusia mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp114,5 triliun.
Presiden Zelensky menyebut kerugian ini sebagai "sangat nyata" dan menyatakan kebanggaannya terhadap keberhasilan operasi tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat membantah terlibat atau memberikan informasi intelijen kepada Ukraina terkait operasi ini. Seorang jurnalis NBC melaporkan bahwa Ukraina mengandalkan intelijen dan perencanaan mereka sendiri dalam misi yang oleh sejumlah laporan disebut sebagai "Operasi Jaring Laba-laba."
Serangan ini menjadi penanda baru dalam konflik Rusia-Ukraina, memperlihatkan bahwa Ukraina kini mampu menjangkau dan menghancurkan aset strategis Rusia jauh di jantung wilayahnya sendiri. Serangan ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan teknologi militer dan strategi perang asimetris yang diterapkan Ukraina.
Editor: Anton Suhartono