Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Polri Luncurkan SPMB SMA Kemala Taruna Bhayangkara, Siap Bangun SDM Unggul
Advertisement . Scroll to see content

5 Pasukan Elite Kuno yang Melegenda, Bhayangkara Majapahit Ternyata Pernah Taklukkan Tartar Mongol

Selasa, 22 Februari 2022 - 15:50:00 WIB
5 Pasukan Elite Kuno yang Melegenda, Bhayangkara Majapahit Ternyata Pernah Taklukkan Tartar Mongol
Pasukan elite kuno yang melegenda, salah satunya Bhayangkara yang dipimpin langsung Gajah Mada (Foto: Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pasukan elite kuno yang melegenda bukan hanya ada di luar negeri, tapi juga di Nusantara. Pasukan khusus ini dibentuk untuk menjalankan misi militer non-konvensional. 

Oleh karena itu bukan prajurit sembarang yang bisa menjadi personel pasukan elite. Mereka harus menjalani seleksi sangat berat dan tentunya memiliki loyalitas yang tinggi.

Pasukan elite juga dibekali dengan keterampilan khusus serta persenjataan memadai guna menunjang keberhasilan misi. Tentu saja, peralatan yang mereka gunakan sesuai dengan perkembangan teknologi di zamannya serta kebutuhan di medan.

Berikut 5 pasukan elite kuno yang melegenda:

1. Pasukan Bhayangkara (Kerajaan Majapahit)

Kerajaan Majapahit memiliki pasukan elite bernama Bhayangkara yang dinakhodai langsung Gajah Mada. Pasukan ini sangat berambisi menaklukkan seluruh wilayah Nusantara. Dalam jurnal berjudul ‘Bhayangkara (Tafsir Visual Peristiwa Sejarah Perang Bubat)’ disebutkan hampir seluruh kerajaan kecil di Asia berhasil ditaklukkan Majapahit oleh pasukan ini.

Salah satu peran pasukan Bhayangkara yang fenomenal dan terukir dalam sejarah adalah memberangus pemberontakan Ra Kuti pada 1319. Kala itu Majapahit dipimpin oleh Jayanegara.

Selain melibatkan Ra Kuti, pemberontakan ini juga dilakukan pasukan Majapahit lain bernama Dharmaputra Winehsuka. Awalnya Ra Kuti beserta bala tentara berhasil menekan Gajah Mada serta pasukan Bhayangkara. Namun kemudian mereka dipukul mundur bahkan Ra Kuti terbunuh hingga menghentikan pemberontakan. 

Bhayangkara milik Majapahit kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Kepolisian Republik Indonesia (Polri). 

2. Pasukan Estri (Kerajaan Mataram)

Siapa bilang pasukan elite hanya diisi kaum laki-laki? Di masa lalu ada pasukan elite yang para personelnya perempuan yakni Estri dari Kerajaam Mataram. Esri dipimpin oleh Raden Ayu Matah Ati atau Rubiyah. 

Para perempuan pasukan elite ini direkrut dari perdesaan. Sama seperti pasukan kerajaan pada umumnya, Estri punya tugas utama sebagai pengawal Raja. Para personel pasukan ini mendapat pelatihan keprajuritan dari Pangeran Sambernyawa. 

Pasukan Estri tidak hanya mahir dalam persenjataan dan berkuda, namun unggul di bidang seni. Mereka bisa menari, bernyanyi, serta memainkan alat musik di keraton.

Ketangguhan Estri diakui para musuh di medan perang. Bahkan, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels sangat terkejut ketika melihat turnamen perang oleh 40 perempuan. 

Daendels terpikat dengan kemampuan para prajurit Estri dalam menunggang kuda sambil memegang senjata di tangan.

3. Pasukan Legiun Mangkunegaran 

Legiun Mangkunegaran merupakan pasukan elite yang dibentuk pada zaman Mangkunegara II. Pada 1808, pasukan ini beranggotakan 1.150 personel. Legiun Mangkunegaran mendapat pendidikan langsung dari bangsa Eropa, seperti Belanda, Prancis, dan Inggris. Latihan tempurnya mengadopsi legiun Prancis. Mereka dilatih menggunakan senjata tajam berupa pedang, tombak, panah, senjata api, dan meriam. 

Tugas pertama pasukan elite ini adalah saat Perang Napoleon di Asia pada 1811. Kala itu Legiun Mangkunegaran menjadi bagian dari pasukan Prancis-Belanda melawan pasukan Inggris-India. Adapun komposisi pasukan yang dipimpin Pangeran Ario Praboe Prang Wedana tersebut adalah 800 prajurit infanteri, 100 penyerbu, 200 kavaleri atau berkuda, dan 50 artileri. 

Saat pendudukan Jepang, Legiun Mangkunegaran turut melakukan perlawanan di Pulau Tarakan, Surakarta, Madura, Lembang, dan Cilacap. 

4. Pasukan Tartar (Kekaisaran Mongol)

Kekaisaran Mongol memiliki pasukan Tartar yang merupakan satuan elite. Di bawah komando Panglima Yagunus, Tartar pernah menginvasi Baghdad pada 1258. Mereka memancung leher para tokoh masyarakat yang dijumpai seperti Al Mu’tasim. Hal ini tertuang dalam jurnal berjudul ‘Politik Penguasaan Bangsa Mongol terhadap Negeri-Negeri Muslim Pada Masa Dinasti Ilkhan (1260 – 1343)’. 

Riwayat pasukan ini berakhir di tangan Majapahit. Peristiwa ini terjadi setelah Raden Wijaya terlebih dahulu meminta tentara Tartar kembali menyerang Kediri yang kala itu dipimpin Jayakatwang. Pasukan Tartar juga meminta dua Putri Tumapel sebagai hadiah yang nantinya akan diserahkan ke Kaisar Khubilai Khan.

Ken Sora dari Majapahit kemudian meminta tentara Tartar yang berjumlah 200 orang untuk meninggalkan senjatanya. Dia berdalih, hal itu diminta langsung oleh Putri Tumapel. Para tentara Tartar dijamu dengan baik oleh Majapahit dan diberi makan. Saat sedang makan inilah tentara Majapahit menyerang mereka dan menewaskan sebagian besar prajurit. Sementara itu, mereka yang selamat dijadikan tawanan. 

5. Pasukan Garda Praetoria (Kekaisaran Romawi)

Cikal bakal pasukan elite Kekaisaran Romawi, Garda Praetoria atau Praetorian Guard, sudah ada sejak abad ke-2 M. Pada masa itu beberapa unit militer sengaja dibentuk untuk mengawal Kaisar Romawi. 

Pasukan ini juga dibekali hak-hak istimewa, seperti menerima gaji beberapa kali lipat lebih tinggi, dibekali senjata canggih, dan memiliki karier militer lebih baik dibandingkan pasukan reguler. Pasukan Garda Praetoria ditunjuk sebagai pengawal pribadi Kaisar karena memiliki kemampuan militer dan intelijen yang apik.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut