Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prancis Kirim Tentara ke Israel, Awasi Gencatan Senjata Gaza
Advertisement . Scroll to see content

5 Perseturuan Erdogan dan Macron, dari Genosida Armenia hingga Kartun Nabi Muhammad

Selasa, 27 Oktober 2020 - 13:51:00 WIB
5 Perseturuan Erdogan dan Macron, dari Genosida Armenia hingga Kartun Nabi Muhammad
Presiden Emmanuel Macron dan Recep Tayyip Erdogan sudah berseteru sejak lama (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hubungan antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencapai titik terendah dalam beberapa bulan terakhir disebabkan beberapa isu.

Mereka bentrok soal perang di Suriah dan Libya, sengketa perairan di Laut Mediterania antara Turki dan Yunani, dan yang terbaru pernyataan Macron soal kartun Nabi Muhammad serta Islam di seluruh dunia sedang mengalami krisis.

Berikut beberapa perseteruan antara Macron dengan Erdogan, seperti dikutip dari AFP, Selasa (27/10/2020):

1. Genosida etnis Armenia

Saat Macron dilantik menjadi presiden Prancis pada 2017, hubungan antara kedua negara sudah tegang yakni penolakan Macron agar Turki masuk dalam Uni Eropa. Hal ini juga terkait dengan luka lama yang dirasakan Turki soal pernyataan pemimpin Prancis sebelumnya.

Pada 2001, Prancis membuat marah Turki karena menyebut pembunuhan massal orang-orang Armenia oleh khalifah Utsmani selama Perang Dunia I sebagai genosida.

Sejak itu, pertikaian semakin berlipat di mana kedua negara sering berseberangan dalam bersikap atas konflik internasional.

2. Konflik internasional

Pada Oktober 2019, Turki memicu kemarahan Prancis dengan mengambil sebidang tanah di wilayah Suriah dari pasukan Kurdi yang didukung Barat.

Di Libya, Turki bertempur di pihak pemerintahan yang diakui PBB, yakni di Pemerintah Kesepakatan Nasional Fayez Al Sarraj dalam melawan pasukan Khalifa Haftar, yang telah lama didukung Prancis.

Meski demikian Prancis bersikeras bersikap netral dalam konflik itu dan menyerukan diakhirinya campur tangan asing.

Pertikaian berlanjut di Mediterania, di mana Turki terlibat dalam eksplorasi dan pengeboran di perairan yang diklaim oleh Siprus dan Yunani.

Macron mengatakan Eropa perlu bertindak jelas dan tegas terhadap pemerintahan Erdogan mengenai masalah Mediterania.

Baru-baru ini, kedua pemimpin saling serang soal perang Azrbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh, di mana Turki mendukung Azerbaijan melawan Armenia.

Macron menuduh Turki mengirim pejuang di Suriah untuk membantu Azerbaijan, klaim yang ditolak mentah-mentah oleh Erdogan.

3. Perpecahan di NATO

Prancis dan Turki merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), namun juga tidak melihat secara langsung peran masing-masing.

Pada November 2019, Macron mengatakan kurangnya tanggapan NATO terhadap operasi sepihak Turki di Suriah menunjukkan bahwa aliansi mengalami mati otak.

Erdogan merespons dengan menjawab, jutru Macron yang mati otak.

Perselisihan meningkat pada Juni 2020 saat Prancis mengatakan salah satu kapalnya menjadi sasaran radar fregat Turki. Saat itu kapal Prancis hendak memeriksa kapal kargo yang dicurigai membawa senjata ke Libya.

Turki merespons dengan mendesak Prancis meminta maaf atas tuduhan palsu Macron itu.

4. Islam dan Kartun Nabi Muhammad

Meskipun Turki merupakan negara sekuler, Erdogan tampil terdepan dalam membela Islam dari serangan Prancis yang sedanng bergulat dengan radikalisasi dan serangan teror.

Erdogan mengecam pernyataan Macron yang menyebutkan Islam di seluruh dunia sedang mengalami krisis. Dia menyebut pernyataan itu sebagai provokasi terbuka.

Prancis juga mengkritik Turki tidak memberikan pernyataan resmi yang mengutuk pembunuhan guru Samuel Paty pada 16 Oktober yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam diskusi tentang kebebasan berekspresi.

Turki bersikeras telah menyampaikan belasungkawa melalui duta besar di Prancis dan pada Senin mengulangi pernyataan itu.

Namun perseturuan tak mereda lantaran Macron menegaskan negaranya tak akan menyerah terhadap kartun Nabi Muhammad, sebuah sinyal pemerintah memberikan lampu hijau kepada siapa pun untuk menerbitkan kembali kartun tersebut.

5. Serangan pribadi

Erdogan menyarankan Macron untuk memeriksakan kejiwaan karena memperlakukan jutaan anggota kelompok agama yang berbeda tidak sewajarnya.

Pernyataan ini disampaikan masih terkait dengan kartun Nabi Muhammad dan pembunuhan guru Samuel Paty.

Erdogan juga mengatakan umat Islam di Eropa diperlakukan seperti Yahudi sebelum Perang Dunia II.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut