5 Tempat Wisata di Hokkaido Jepang, Wajib Masuk Itinerary Liburan!
JAKARTA, iNews.id - Tempat wisata di Hokkaido Jepang selalu berhasil memikat hati wisatawan dari berbagai belahan dunia. Pulau paling utara di Jepang ini dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa.
Gunung bersalju, danau dengan air jernih, hingga taman bunga berwarna-warni siap memanjakan para pelancong yang berkunjung. Hokkaido juga terkenal dengan udaranya yang sejuk sepanjang tahun, sehingga ideal untuk liburan musim panas maupun musim dingin.
Berbeda dengan hiruk-pikuk Tokyo, Hokkaido menawarkan suasana yang lebih tenang dan alami. Banyak wisatawan datang ke sini untuk menikmati pemandangan alam yang masih terjaga, sekaligus mencicipi kuliner khas seperti ramen Sapporo, kepiting Hokkaido, dan es krim susu yang lembut.
Jika berkunjung ke Hokkaido pada Februari, jangan lewatkan Sapporo Snow Festival atau Yuki Matsuri. Festival ini merupakan acara musim dingin paling terkenal di Jepang yang diadakan setiap tahun di Taman Odori, Sapporo.
Selama sepekan penuh, ribuan pengunjung datang untuk menyaksikan patung-patung salju dan es raksasa yang menakjubkan.
Karya seni tersebut dibuat oleh seniman lokal maupun internasional, bahkan sering kali berbentuk karakter anime populer atau bangunan ikonik dunia.
Saat malam hari, patung-patung itu diterangi cahaya lampu warna-warni sehingga menciptakan suasana yang sangat magis. Selain itu, makanan khas musim dingin seperti ramen miso Hokkaido dan yakitori dari stan-stan makanan di sekitar taman juga bisa dinikmati.
Danau Toya atau Lake Toya merupakan salah satu danau kaldera paling indah di Jepang. Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Shikotsu-Toya, danau ini terkenal dengan airnya yang tidak pernah membeku meskipun di musim dingin.
Dari tepi danau, wisatawan bisa melihat Gunung Usu, salah satu gunung berapi aktif yang menambah keindahan panorama alamnya.
Kawasan ini juga terkenal dengan pemandian air panas alami (onsen), terutama di area Toyako Onsen. Wisatawan dapat bersantai sambil menikmati pemandangan danau yang tenang dan udara sejuk pegunungan.
Pada malam hari, biasanya ada pertunjukan kembang api yang menambah romantisme suasana.
Saat berkunjung pada musim panas, Furano dan Biei adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Dua kota kecil ini terkenal dengan ladang lavender luas yang bermekaran antara Juni hingga Agustus.
Salah satu lokasi paling populer adalah Farm Tomita, tempat wisatawan bisa berjalan di tengah hamparan bunga ungu yang harum dan fotogenik.
Selain lavender, area ini juga menampilkan bunga lain seperti poppy, cosmos, dan sunflower yang berganti setiap musim.
Jalanan di sekitar Biei dikenal dengan pemandangan bukit bergelombang yang sering muncul di kartu pos atau iklan pariwisata Jepang. Tidak heran jika kawasan ini sering disebut sebagai Swiss-nya Hokkaido.
Sekitar 30 menit dari Sapporo, terdapat kota pelabuhan kecil bernama Otaru. Daya tarik utamanya adalah Otaru Canal, kanal bersejarah yang kini menjadi area wisata romantis dengan deretan gudang tua yang disulap menjadi kafe, restoran, dan galeri seni.
Di malam hari, cahaya lampu-lampu jalan memantul dari permukaan air kanal yang menciptakan suasana hangat. Banyak pasangan datang ke sini untuk berjalan-jalan sambil menikmati suasana klasik kota tua.
Jika berkunjung di musim dingin, wisatawan akan dimanjakan dengan salju yang menutupi atap gedung dan jalanan, membuat Otaru terasa seperti negeri dongeng.
Bagi pecinta olahraga musim dingin, Niseko adalah surga yang tak boleh dilewatkan. Terletak di barat daya Hokkaido, kawasan ini dikenal dengan salju bubuk (powder snow) terbaik di dunia.
Niseko memiliki empat area utama yaitu Grand Hirafu, Hanazono, Niseko Village, dan Annupuri. Semuanya menawarkan lintasan ski kelas internasional.
Selain ski dan snowboarding, wisatawan juga bisa menikmati onsen alami yang tersebar di berbagai resor. Pemandangan Gunung Yotei yang megah sering menjadi latar foto favorit para turis.
Menariknya, Niseko juga dikenal sebagai area yang ramah bagi wisatawan internasional karena banyak staf yang fasih berbahasa Inggris.
Editor: Rizky Agustian