Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Sheikh Hasina, Mantan PM Bangladesh yang Dijatuhi Hukuman Mati
Advertisement . Scroll to see content

6.700 Muslim Rohingya Tewas akibat Kekerasan Militer Myanmar

Kamis, 14 Desember 2017 - 17:34:00 WIB
6.700 Muslim Rohingya Tewas akibat Kekerasan Militer Myanmar
Pengungsi Rohingya di Bangladesh (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id – Survei lembaga Dokter Lintas Batas (MSF) memperkirakan setidaknya 6.700 Muslim Rohingya tewas akibat kekerasan militer di Myanmar sejak Agustus 2017.

Jumlah itu didapat berdasarkan survei yang dilakukan terhadap warga etnis Rohingya yang mengungsi di Bangladesh. Mereka mendata anggota keluarga masing-masing yang tewas. Angka tersebut lebih besar dari jumlah yang disebutkan oleh pemerintah Myanmar yakni hanya 400 orang.

"Dalam perkiraan konservatif kami, setidaknya 6.700 korban tewas disebabkan oleh kekerasan, termasuk sekitar 730 anak di bawah usia lima tahun," ungkap MSF, dikutip dari BBC, Kamis (14/12/2017).

Selain data konsevatif, MSF menyebutkan sedikitnya 9.000 warga etnis Rohingya yang meninggal pada periode 25 Agustus hingga 24 September.

Data MSF menunjukkan bahwa operasi yang dilakukan militer cukup brutal. Kasus ini dapat dibawa ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Masalahnya, Myanmar belum meratifikasi Statuta Roma ICC sehingga tidak terikat di dalamnya. Membawa suatu kasus pengadilan internasional memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

"Apa yang kami temukan sangat mengejutkan, baik dari segi jumlah orang yang telah melaporkan kekerasan yang menyebabkan anggota keluarganya tewas, maupun cara mereka terbunuh yang mengerikan atau terluka parah," jelas Direktur Medis MSF, Sidney Wong.

Diungkapkannya, 69 persen korban tewas disebabkan oleh tembakan senjata api, 9 persen karena dibakar di rumah mereka, 5 persen dipukuli sampai meninggal, dan sisanya faktor lain.

Kemudian, di antara anak-anak di bawah usia lima tahun yang meninggal, lanjut MSF, lebih dari 59 persen ditembak, 15 persen dibakar, 7 persen dipukuli, dan 2 persen lainnya tewas karena ledakan ranjau darat.

"Angka ini sepertinya akan dianggap kecil karena kami belum mensurvei semua pengungsi di Bangladesh, dan juga karena survei tersebut tidak memasukkan keluarga yang belum berhasil keluar dari Myanmar," kata Wong.

Pada November, Bangladesh menyetujui meneken kesepakatan dengan Myanmar untuk memulangkan kembali para pengungsi. Persetujuan tersebut dinilai prematur oleh MSF karena pengungsi telah mengalami kekerasan saat melarikan diri. MSF juga menyebut masih ada cara lain untuk membantu para pengungsi negara bagian Rakhine itu keluar dari trauma.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut