6 Presiden dan PM Mundur di 2018, dari Korupsi hingga Kasus Pembunuhan
JAKARTA, iNews.id - Permulaan tahun 2018 diwarnai dengan pengunduran diri beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di berbagai negara. Penyebabnya beragam, namun umumnya karena skandal korupsi atau konflik kepentingan politik atau golongan di negara masing-masing.
Pernyataan mundur pun disampaikan atas inisiatif pribadi, namun ada pula yang dinyatakan setelah adanya desakan kuat dari publik dan partai pendukung.
Selama 2018, setidaknya enam presiden dan perdana menteri (PM) mengundurkan diri. Artinya, dalam sebulan ada dua pemimpin yang mundur.
Berikut para kepala negara dan kepala pemerintahan yang mundur:
1. Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma
Jacob Zuma mengundurkan diri pada 14 Februari setelah mendapat tekanan dari publik dan partai pendukungnya, Partai Kongres Nasional Afrika (ANC). ANC mendesaknya mundur sejak Selasa 13 Februari atau dia akan menghadapi mosi tak tidak percaya di parlemen.
Menurut Zuma, perpecahan di tubuh ANC memengaruhinya untuk mundur. Dia tak ingin perpecahan semakin larut jika dia tetap menjabat.
Dia mengatakan akan tetap membantu warga Afrika Selatan dan ANC, meski tak lagi menjadi presiden. Pria berusia 75 tahun itu menghadapi desakan untuk memberi kesempatan kepada Wakil Presiden Cyril Ramaphosa memimpin ANC.
Zuma, yang telah berkuasa sejak 2009, juga menghadapi berbagai tuduhan korupsi. Sebelum mengundurkan diri, polisi menggerebek kediaman keluarga Gupta di Johannesburg. Keluarga pengusaha itu diketahui memiliki hubungan dekat dengan Zuma.
2. Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn
Desalegn menyusul Zuma turun takhta sehari kemudian atau pada 15 Februari, namun penyebabnya berbeda. Desalegn menghadapi situasi pelik, salah satunya terkait konflik antarkelompok. Ratusan orang tewas akibat konflik politik sejak 2015 serta rencana pengembangan lahan perkotaan di Ibu Kota Addis Ababa.
Selain masalah politik, dia juga menghadapi kecaman terkait pelanggaran HAM. Desalegn mengatakan, demonstrasi dan krisis politik sudah menyebabkan ratusan nyawa melayang serta membuat banyak orang harus meninggalkan tempat tinggalnya.
Dia mundur untuk memberi kesempatan dilakukannya reformasi sehingga keberlangsungan perdamaian dan demokrasi tetap terjaga.
3. Perdana Menteri Slovenia Miro Cerar
Giliran Miro Cerar mengumukan pengunduran diri pada 14 Maret. Pengumuman itu disampaikan tak lama setelah Mahkamah Agung (MA) membatalkan hasil referendum mengenai proyek pembangunan rel kereta yang menelan biaya 1 miliar euro. Referendum digelar pada September tahun lalu.
Sebanyak 53 persen mendukung rencana pemerintah membangun infrastruktur kereta dan menjadi acuan pemerintah untuk melanjutkan proyek tersebut. Namun MA Slovenia membatalkannya, sehingga membuat Cerar kecewa.
Meski demikian, Cerar akan tetap menjabat PM sampai pemerintahan baru terbentuk. Slovenia sebenarnya akan menggelar pemilu pada Juni mendatang, namun terkait pengunduran diri ini kemungkinan akan dipercepat.
4. Perdana Menteri Slovakia Robert Fico
Keesokan harinya, 15 Maret, Robert Fico mundur sebagai Perdana Menteri Slovakia. Dia dikaitkan dengan tewasnya dua wartawan yang memberitakan kasus penggelapan melibatkan para elite, termasuk pejabat partai berkuasa.
Dua wartawan, Jan Kuciak dan Martina Kusnirova ditemukan tewas di apartemen pada 26 Februari. Di dada dan kepala mereka ditemukan luka tembakan. Meski ditemukan pada 26 Februari, hasil penyelidikan menyebut mereka dibunuh sekitar 4 hari sebelumnya.
Sebelumnya Kuciak menyelidiki kasus penggepalan pajak dan penipuan melibatkan pebisnis Slovakia, termasuk orang-orang yang terhubung dengan partai berkuasa, Smer.
Pada 1 Maret, polisi menangkap tujuh orang yang terkait dengan pembunuhan itu. Mereka diyakini punya hubungan dengan organisasi kriminal Italia.
5. Presiden Myanmar U Htin Kyaw
Htin menambah daftar kepala negara yang mundur sebelum masa jabatannya berakhir. Dia mengungkapkan alasannya mundur karena ingin beristirahat. Spekulasi yang beredar, Htin mengalami masalah kesehatan. Dia pernah mengalami serangan jantung pada tahun lalu. Tapi alasan itu dibantahnya.
Sebenarnya jabatan presiden di Myanmar hanya simbol. Peran utama di pemerintahan tetap dipegang oleh Aung San Suu Kyi. Pria berusia 71 tahun itu dipilih karena konstitusi warisan junta militer melarang Suu Kyi menjadi presiden. Alasannya, mendiang suami dan anak Suu Kyi merupakan warga Inggris.
Htin mundur di tengah konflik bernuansa SARA di Negara Bagian Rakhine yang menjadikan Myanmar sebagai perhatian dunia.
Myanmar dituding melakukan pelanggaran HAM berat dan terindikasi melakukan pembersihan etnis Rohingya di Rakhine. Sekitar 655.000 Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak Agustus 2017 terkait kekerasan militer.
6. Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski
Kuczynski mengumumkan pengunduran diri pada Rabu 21 Maret. Alasannya, Kuczynski dituduh menerima suap dari perusahaan Brasil, Odebrecht, untuk memuluskan proyek. Pria berusia 79 tahun yang juga mantan bankir Wall Street itu membantah tuduhan tersebut.
Terkait pengajuan pengunduran diri Kuczynski, Kongres akan menggelar sidang pada Kamis ini dan melakukan pemungutan suara apakah menerima atau tidak pengunduran diri Kuczynski.
Jika diterima, maka wakilnya, Martin Vizcarra, akan menggantikan Kuczynski untuk sementara sampai pemilu digelar.
Editor: Anton Suhartono