Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Ungkap Pasokan Listrik di Aceh Hampir Pulih Pascabencana, Sisa 4 Kabupaten
Advertisement . Scroll to see content

7 Suku Pedalaman Paling Terpencil di Dunia, Nomor 4 Dikaitkan dengan Video Viral di Aceh

Kamis, 10 Februari 2022 - 15:06:00 WIB
7 Suku Pedalaman Paling Terpencil di Dunia, Nomor 4 Dikaitkan dengan Video Viral di Aceh
Deretan suku pedalaman paling terpencil di dunia, salah satunya ada di hutan Aceh (Screengrab: YouTube/Fredography)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Beberapa suku pedalaman paling terpencil di dunia masih bisa dijumpai di zaman modern ini. Tempat tinggal mereka sulit dikunjungi orang asing, karena beratnya medan, terisolasi, maupun penolakan. Meski demikian informasi mengenai suku-suku tersebut masih bisa didapat.

Mereka tersebar luas di penjuru dunia, termasuk Indonesia. Sebagian dari anggota suku tersebut umumnya masih memilih rimbunnya hutan sebagai rumah, selain karena alasan keamanan dan sulit diakses, alam menyediakan segala kebutuhan sehari-hari bagi mereka. 

Mereka yang masih tinggal di hutan biasanya hidup berpindah-pindah dari satu lokasi ke tempat lain meski masih di dalam hutan.

Berikut 7 suku pedalaman paling terpencil di dunia:

1. Suku Sentinel

Suku Sentinel berada di Kepulauan Andaman Utara, India. Suku ini menempati Pulau Sentinel sejak 60.000 tahun lalu. Penduduk asli Sentinel merupakan orang Negrito, salah satu kelompok etnik kulit hitam dari Afrika.

Anggota suku ini dikenal sangat menjaga diri dari orang asing yang mendatangi pulau. Bercermin pada peristiwa John Allen Chao, seorang misionaris Kristen yang dibunuh menggunakan panah karena mendatangi Suku Sentinel.

Sampai saat ini informasi tentang Suku Sentinel sangat minim karena kendala bahasa. Sampai saat ini belum banyak yang bisa memahami bahasa keseharian suku ini. Pemerintah India menjaga Pulau Sentinel sangat ketat.

2. Suku Ayoreo

Suku yang berada di Paraguay merupakan penduduk asi Amerika Selatan yang sangat jarang bercengkrama dengan dunia luar. Suku ini juga sering didatangi misionaris Kristen sejak 1720, namun hanya bertahan selama 20 tahun.

Saat ini sekitar 5.600 penduduk Suku Ayoreo sudah berbaur dan tinggal di berbagai permukiman, namun masih ada sekitar 100 orang lainnya tinggal nomaden di lebatnya Hutan Chao.

3. Suku Awa

Suku yang mendiami daratan Brasil ini terancam punah. Penduduknya yang masih bertahan sampai saat ini diyakini sekitar 350 orang. Sebanyak 100 di antaranya masih menerapkan hidup nomaden di hutan. Sementara sisanya sudah berbaur dengan masyarakat. 

Ancaman terbesar bagi Suku Awa adalah pembukaan lahan untuk permukiman, termasuk para pendatang dari Eropa.

4. Suku Mante

Suku Mante sempat menjadi pembicaraan setelah beredar video di YouTube, seorang pemotor merekam sosok bertubuh pendek yang berlari cepat di hutan pedalaman Aceh. Dia dan pemotor lainnya kemudian berusaha mengejar sosok itu, namun gagal menemukannya. Sosok itu pun dikaitkan dengan Suku Mante.

Suku ini dipercaya sebagai nenek moyang penduduk Aceh saat ini. Namun berbagai analisis menyebutkan suku ini terancam punah bahkan sudah tak ada lagi karena tak pernah muncul dalam waktu sangat lama. Mereka yang berpendapat tak ada lagi Suku Mante yang mendiami hutah Aceh menganggap video viral itu hanya setingan.

Secara umum Suku Mante sudah ada sejak Kerajaan Aceh yang masih segaris dengan keturunan Melayu Proto.

Suku ini awalnya menetap di sekitar Aceh Besar dan tinggal di pedalaman hutan, beremigrasi ke Aceh melalui Semenanjung Melayu.

5. Suku Yanomami

Suku berasal dari Venezuela ini hidup di lebatnya hutan tropis Amazon di Brasil. Salah satu kelompok dari Yanomami yaitu Moxa Teteu sangat jarang terjamah orang asing.

Populasi Yanomami kian menurun disebabkan wabah penyakit campak. Selain campak, kegiatan tambang emas menjadi ancaman bagi Suku Yanomami.

Seorang remaja laki-laki Suku Yanomami dilaporkan meninggal setelah tertular Covid-19 pada April 2020. Kabar meninggalnya bocah 15 tahun itu semakin menimbulkan kekhawatiran bagi suku tersebut yang dikenal kerentanannya terhadap penyakit. 

Remaja itu sempat dirawat di ICU salah satu rumah sakit di Boa Vista, ibu kota Negara Bagian Roraima.

Brasil merupakan rumah bagi sekitar 800.000 penduduk asli yang berasal dari 300 lebih kelompok etnik. Sementara itu populasi Yanomami, suku yang terkenal dengan cat pewarna dan tindikan rumit di wajah mereka, diperkirakan sekitar 27.000 jiwa. Sebagian besar dari mereka terisolasi dari dunia luar hingga pertengahan abad ke-20. Suku itu pernah dilanda wabah penyakit yang dibawa penduduk asing, seperti campak dan malaria, pada dekade 1970-an.

6. Suku Kawahiva

Suku yang mendiami hutan Amazon Brasil ini terancam punah, bahkan jumlahnya diperkirakan sekitar 30 jiwa. Suku ini sulit ditemui. bukti keberadaannya hanya berdasarkan barang-barang arkeolog saja.

Orang Suku Kawahiva berkarakter pendek atau manusia berkepala merah. Suku ini menjalani kehidupan dengan nomaden untuk menghindari interaksi dan ancaman dari orang asing. Namun ada juga bukti suku ini pernah hidup secara memukim tetap.

7. Suku Korowai

Pulau Papua merupakan rumah bagi banyak suku yang tentunya masih mengikuti tradisi nenek moyang, Korowai salah satunya. Hal yang unik dari Korowai, suku ini dilaporkan tidak mengetahui keberadaan orang selain kelompok mereka sampai 1970.

Suku ini memiliki keunikan lain yakni membuat tempat tinggal di atas pohon untuk menghindari bahaya hewan buas maupun air. 

Namun sejak 1980-an sebagian dari mereka mulai hidup layaknya penduduk biasa, yakni pindah ke permukiman yakni desa-desa yang baru dibuka di Yaniruma.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut