7 Tahun Hilang, WNI di Australia Novy Chardon Dituduh Incar Harta Suami
SYDNEY, iNews.id - Suami dari Novy Chardon, perempuan asal Indonesia, mulai menjalani sidang di pengadilan di Brisbane, Australia, dengan tuduhan membunuh istrinya pada pertengahan Agustus lalu. Novy hilang di tengah perselisihan rumah tangga dengan John Cardon (71).
Novy (34) menghilang dari rumahnya di Upper Coomera, negara bagian Queensland, pada Februari 2013.
Hingga kini masih belum diketahui apakah Novi masih hidup atau tidak, dan kalau pun meninggal, jasadnya sampai sekarang belum juga ditemukan. Lebih dari enam tahun setelah Novy menghilang, John diseret ke meja hijau dengan tuduhan pembunuhan terhadap istrinya.
Pada Jumat (16/8/2019), John Chardon, suami dari Novy, disidangkan untuk pertama kalinya di Mahkamah Agung di ibu kota Queensland, Brisbane, dengan tuduhan pembunuhan terhadap istrinya yang dilakukan enam tahun lalu.
Sidang di Mahkamah Agung Brisbane ini akan berlangsung selama empat pekan dan akan menghadirkan lebih dari 70 saksi.
Sebelumnya jaksa penuntut Mark Green mengatakan bahwa pasangan John dan Novy Chardon mengalami masalah dalam perkawinan mereka, dan sudah berpisah sejak tahun 2012, namun masih tinggal dalam satu rumah. Keduanya dilaporkan pernah berselingkuh.
Dalam persidangan terbaru, perempuan asal Surabaya itu dituduh mengincar separuh harta kekayaan suaminya John William Chardon, termasuk perusahaan, investasi pertambangan, serta dana pensiun.
Dalam pengakuannya kepada polisi, John menyebutkan istrinya itu tidak akan pernah mendapatkan harta yang dia incar.
Dalam rekaman pemeriksaan polisi, John mengatakan istrinya menginginkan pembagian aset 50-50 setelah mendapat nasihat hukum dari pengacaranya.
"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia juga akan mendapatkan saham perusahaan saya," kata John, seperti dilaporkan ABC News, Rabu (4/9/2019).
John menuduh Novy juga ingin mengambil sebagian investasinya bernilai 600.000 dolar di sektor pertambangan dan dana pensiun.
Namun John memastikan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.
"Pengacaranya menyebut dia berhak mendapatkan 50-50. Tapi itu pendapat pengacara saja," katanya.
Sebelumnya dia juga mengaku memberi Novy "uang saku" mingguan sebesar 1.200 dolar atau sekitar Rp12 juta.
Terdakwa menjelaskan bahwa istrinya itu memiliki tas tangan senilai 60.000 dolar atau Rp600 juta dan orangnya sangat egois.
Dalam rekaman wawancara yang sama, John mengatakan kepada para detektif bahwa dia kaget menerima surat cerai dari Novy pada 6 Februari 2019 pukul 15.00, di hari yang sama Novy menghilang.
John bersikukuh tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi pada istrinya itu, namun dia mengaku ingat Novy sempat berkata bahwa dia akan pergi, atau harus pergi, meninggalkannya.
Menurut versi John, Novy kemungkinan melarikan diri setelah seseorang menanamkan rasa takut akan dosa ke dalam dirinya.
"Siapa pun yang berhubungan dengannya, saya pikir mereka telah melakukan hal kotor padanya."
John bahkan menyebut dirinya curiga istrinya itu terlibat dalam perampokan senjata.
"Saya sangat yakin bahwa dia mengemasi perhiasannya lalu pergi menghilang," kata John.
Dalam persidangan terungkap, perhiasan milik Novy bernilai 70.000 dolar atau sekitar Rp 700 juta.
Para juri juga mendengar keterangan bahwa John dan Novy, yang menikah pada tahun 2000, memiliki kehidupan bahagia pada tahun-tahun pertama pernikahan mereka.
Pernikahan itu mulai berantakan sekitar 2009, seperti pernah diceritakan Novy kepada seorang temannya, bahwa John berselingkuh dengan orang lain.
Mereka pun berpisah pada 2012, tetap tinggal serumah meski menjalani hubungan dengan pasangan berbeda.
Suami-istri ini kemudian sama-sama berselingkuh dengan orang lain.
Novy tidak pernah ditemukan lagi sejak malam dia pergi dari rumah. Namun pihak berwajib Australia memastikan bahwa sejak kejadian, Novy belum meninggalkan negara ini, tidak pernah ke dokter, dan tak pernah menggunakan kartu ATM-nya.
Editor: Nathania Riris Michico