Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

91 Warga Sipil Myanmar Ditembak Mati Termasuk Bocah 5 Tahun, Hari Paling Berdarah Pascakudeta

Sabtu, 27 Maret 2021 - 22:20:00 WIB
91 Warga Sipil Myanmar Ditembak Mati Termasuk Bocah 5 Tahun, Hari Paling Berdarah Pascakudeta
Seorang anggota keluarga menangis setelah kerabatnya tewas ditembak pasukan keamanan Myanmar. Hampir 100 warga sipil tewas ditembak pada Sabtu (27/3) bertepatan dengan Hari Angkatan Bersenjata ke-76 negara itu (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

YANGON, iNews.id - Korban tewas akibat kekerasan pasukan keamanan Myanmar, Sabtu (27/3/2021), bertambah menjadi hampir 100 orang. Ini menjadi hari paling berdarah sepanjang demonstrasi pascakudeta menggulingkan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Portal berita Myanmar Now melaporkan sejauh ini 91 orang tewas di beberapa kota, bahkan sebagian dari mereka bukan demonstran dan sedang berada di rumah.

Pada Jumat malam, stasiun televisi pemerintah melaporkan akan ada tindakan keras terhadap warga yang berdemonstrasi bersamaan dengan peringatan Hari Angkatan Bersenjata ke-76 yang jatuh hari ini, yakni ditembak kepala atau punggung. Namun laporan itu tak mengungkap adanya perintah kepada pasukan keamanan untuk membunuh demonstran.

Di antara korban tewas adalah seorang anak laki-laki berusia 5 tahun di Mandalay. Di kota tersebut, sedikitnya 29 orang tewas. Sementara di Yangon sedikitnya 24 orang tewas.

"Mereka membunuh kami seperti burung atau ayam, bahkan di rumah kami," kata seorang warga Yangon, Thu Ya Zaw, seraya menambahkan sedikitnya dua demonstran di tempatnya tewas, dikutip dari Reuters.

Laporan media lokal menyebutkan ada korban tewas di wilayah lain seperti Sagaing, Lashio, Bago, dan loaksi lainnya. Seorang bayi berusia 1 tahun dilaporkan terkena tembakan peluru karet di mata.

Penambahan korban tewas pada Sabtu ini membuat jumlah nyawa warga sipil yang terenggut sejak kudeta menjadi lebih dari 400 orang.

Kecaman tak hanya datang dari dalam negeri, tapi komunitas asing.

"Hari Angkatan Bersenjata Myanmar ke-76 ini akan terukir sebagai hari teror dan aib. Pembunuhan warga sipil yang tidak bersenjata, termasuk anak-anak, merupakan tindakan tidak bisa dimaafkan," kata delegasi Uni Eropa untuk Myanmar. 

Sementara itu, salah satu dari puluhan kelompok etnis bersenjata Myanmar, Serikat Nasional Karen, menyerbu pos militer dekat perbatasan Thailand, menewaskan 10 tentara termasuk seorang letnan kolonel. Sementara itu satu personel kelompok Karen tewas.

Sejauh ini juru bicara militer Myanamr belum berkomentar terkait banyaknya warga sipil yang tewas serta serangan pemberontak Karen.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut