Abaikan Pembatasan Covid-19, Warga Israel di Seluruh Negeri Demo Minta Netanyahu Mundur
PALESTINA, iNews.id – Warga Israel yang menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali melakukan protes di seluruh negeri pada Sabtu (3/10/2020) malam. Mereka mengabaikan aturan pembatasan sosial baru terkait pertemuan di ruang publik yang diberlakukan pemerintah setempat, menyusul lonjakan kasus infeksi Covid-19.
Di Tel Aviv, para demonstran menggelar sejumlah pawai serentak di berbagai bagian kota itu, kata seorang fotografer AFP di sana. Hampir semua pengunjuk rasa terlihat menggunakan masker. Akan tetapi, sebuah pernyataan polisi mengatakan, para demonstran sengaja melanggar aturan jarak sosial di tengah pandemi ini.
Polisi tidak menyebutkan perkiraan massa yang terlibat dalam demonstrasi itu.
Parlemen Israel pada Rabu (30/9/2020) lalu menyetujui undang-undang yang membatasi demonstrasi. UU itu diklaim sebagai bagian dari keadaan darurat terkait virus corona. Namun, para kritikus menilai kehadiran UU itu hanya bertujuan untuk membungkam protes massa terhadap Netanyahu.
Pada Jumat (2/10/2020), Menteri Pariwisata Israel, Asaf Zamir, mundur dari pemerintahan koalisi Netanyahu karena pembatasan tersebut. Politikus dari Partai Biru dan Putih berhaluan moderat itu mengumumkan keputusannya di Twitter.
Zamir mengatakan, Netanyahu lebih khawatir dengan persidangan kasus korupsinya yang sedang berlangsung serta protes publik yang berkembang, alih-alih memerangi gelombang kedua Covid-19.
“Saya tidak mau menunggu satu menit lagi dengan kenyataan bahwa hak untuk berdemonstrasi dibatasi,. Karena itu saya harus mengikuti hati nurani saya (untuk mundur),” cuitnya.
Auran pembatasan baru yang diberlakukan Israel, melarang para demonstran melakukan perjalanan lebih dari satu kilometer untuk menghadiri aksi unjuk rasa. Akan tetapi, surat kabar sayap kiri Haaretz melaporkan pada Jumat lalu bahwa orang-orang Israel kini punya aplikasi di media sosial yang dapat memberi tahu lokasi protes di dekat rumah mereka.
Polisi sangat ketat dalam memeriksa kartu identitas orang, mengeluarkan denda bagi mereka yang ditemukan telah melanggar aturan pembatasan itu. Polisi juga menangkapi mereka yang dianggap “mengganggu ketertiban umum”.
Tidak disebutkan berapa banyak penangkapan yang telah dilakukan polisi Israel sejauh ini.
Di Yerusalem, media Israel memperkirakan sekitar 200 orang melakukan protes di luar rumah dinas Netanyahu. Pemandangan tersebut sangat kontras dengan ribuan orang yang hadir di sana seminggu sebelumnya.
Undang-undang baru Israel memberi kewenangan kepada pemerintah untuk mengumumkan status darurat khusus yang disebabkan oleh pandemi virus corona. Status itu dapat diperbarui untuk periode satu minggu berikutnya.
Dengan lebih dari 260.000 infeksi virus corona yang dikonfirmasi sejauh ini, serta lebih dari 1.600 kematian akibat wabah Covid-19 dalam populasi 9 juta jiwa, Israel saat ini memiliki tingkat infeksi mingguan tertinggi di dunia per kapita.
Editor: Ahmad Islamy Jamil