Acuhkan Trump, Israel Ngeyel Tak Akan Tarik Seluruh Pasukan dari Gaza
TEL AVIV, iNews.id - Pasukan Israel tak akan ditarik seluruhnya dari Jalur Gaza meskipun gencatan senjata tahap selanjutnya segera berlaku. Sikap ini bertentangan dengan 20 poin rencana perdamaian Gaza yang dibuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Berdasarkan rencana perdamaian Trump, yang juga ditandatangani oleh Israel dan Hamas pada Oktober lalu, pasukan Zionis akan ditarik sepenuhnya secara bertahap dari Gaza.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan militernya tidak akan pernah menarik diri dari sepenuhnya dari Gaza karena alasan keamanan.
Israel juga akan membentuk unit militer-sipil di wilayah yang hancur lebur akibat perang sejak 7 Oktober 2023 tersebut. Padahal dalam rencana damai Trump, Israel tidak diperbolehkan membangun pemukiman sipil baru di wilayah pesisir tersebut.
"Kami berada jauh di dalam Gaza dan kami tidak akan pernah meninggalkan seluruh Gaza. Tidak akan pernah ada hal seperti itu. Kami ada di sana untuk melindungi, untuk mencegah apa yang terjadi (serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023)," kata Katz.
Dia menambahkan, militer Israel akan membentuk unit Nahal sebagai pengganti dari warga Israel di Gaza. Pernyataan itu tampaknya merujuk pada penarikan pemukiman Yahudi dari Gaza pada 2005.
"Kami tidak memercayai siapa pun selain mereka untuk melindungi warga kami," katanya.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali menolak rencana pembangunan kembali pemukiman Yahudi di Gaza, meski beberapa anggota koalisi ultra-nasionalisnya berupaya untuk menduduki kembali Gaza.
Unit Nahal di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) beranggotakan warga sipil yang tertarik untuk bergabung dengan militer. Ini mencakup program persiapan pra-militer dan program sukarelawan selama 1 tahun.
Editor: Anton Suhartono