Aksi Penyanderaan Bersenjata di Prancis Minta Israel Bebaskan Anak-Anak Palestina
PRANCIS, iNews.id - Seorang pria bersenjata yang menyandera enam orang di sebuah bank di Le Havre, Prancis utara, akhirnya menyerah setelah polisi mengepungnya selama enam jam, Kamis (6/8/2020) kemarin waktu setempat.
Penyandera berusia 34 tahun yang diketahui memiliki riwayat penyakit mental muncul perlahan dari gedung dengan mengenakan balaclava dan tangan terangkat ke atas. Setelah memastikan pelaku tidak berbahaya, polisi kemudian meringkus dan memborgolnya.
Dilansir dari Reuters, Jumat (7/8/2020), polisi memastikan para enam orang sandera tidak ada yang terluka. Dugaan sementara aksi penyanderaan itu memiliki hubungan dengan kelompok Islam. Hal itu diungkap dua pejabat senior kepolisian Prancis yang berhubungan langsung dengan petugas dalam operasi penyelamatan sandera.
Dalam tuntutannya, penyandera meminta Israel membebaskan anak-anak Palestina yang dipenjara secara tidak adil dan membiarkan warga Palestina di bawah 40 tahun masuk ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
"Kami telah mengidentifikasinya. Dia berada dalam daftar pantauan. Kami tahu bahwa dia telah diradikalisasi dan menderita penyakit kejiawan serius," kata Yves Lefebvre, kepala serikat Polisi SGP Unite.
Polisi Prancis menurunkan polisi elite anti-teroris dalam pengepungan bank di Le Havre setelah penyandera diketahui melengkapi dirinya dengan senjata api dan memiliki bahan peledak.
Serangan milisi telah mengguncang Prancis dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan empat petugas polisi tewas dalam aksi penusukan yang terjadi di Paris pada Oktober 2019. Kemudian, 130 orang tewas akibat aksi pemboman dan penembakan terencana di ibu kota Prancis pada November 2015.
Editor: Arif Budiwinarto