Aktivis Global Flotilla Greta Thunberg Kisahkan Penyiksaan Tentara Israel di Penjara
STOCKHOLM, iNews.id - Aktivis Swedia Greta Thunberg akhirnya buka suara soal penyiksaan yang dialaminya selama dalam penahanan Israel dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF). Dia mengungkap 5 hari yang mengerikan dihabiskan dalam tahanan Israel setelah ditangkap di perairan internasional pada awal bulan ini.
Pasukan Israel memukul dan menendang serta mengancam akan menyebar gas di dalam selnya.
Pernyataan itu disampaikan Thunberg sebagai bentuk keprihatinan terhadap para tahanan Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel. Thunberg dan aktivis lain tampaknya mengalihkan misi mereka, dari mendorong bantuan untuk warga Gaza setelah gencatan senjata, menjadi pembebasan tahanan Palestina, termasuk anak-anak.
"Ini bukan tentang saya atau yang lain dari armada. Ada ribuan warga Palestina, ratusan di antaranya anak-anak, yang ditahan tanpa pengadilan, dan banyak dari mereka kemungkinan besar disiksa," kata Thunberg, kepada surat kabar Swedia, Aftonbladet.
Thunberg mengungkap pengalamannya dipaksa duduk melingkar di tengah terik matahari, sementara tentara mengacak-acak perbekalan, membuang obat-obatan serta makanan ke tempat sampah.
“Di sana sangat panas. Kami terus memohon, bolehkah kami minta air? Bolehkah kami minta air?” Akhirnya, kami berteriak. Para pasukan berjalan di depan jeruji besi sepanjang waktu, tertawa dan mengangkat botol air,” ujarnya, menyoroti dampak psikologis dari perampasan dan ejekan tersebut, seperti dilaporkan kembali Anadolu, Kamis (16/10/2025).
Bukan hanya itu, tentara Zionis memaksanya memegang bendera Israel kemudian menendangnya karena menolak.
Dia juga diseret melintasi area beraspal dengan bendera Israel menyelimuti tubuhnya sambil berulang kali ditendang. Tangannya diikat erat, kemudian para tentara berkumpul untuk selfie dengannya dalam kondisi terhina seperti itu.
“Saya diseret ke area beraspal yang dipagari besi dan mereka memukul serta menendang saya sementara bendera Israel menyelimuti saya. Mereka merobek topi kodok saya, melemparnya ke tanah, menginjak-injaknya, dan meneriakkan hinaan dalam bahasa Swedia,” kata Thunberg.
Beberapa perkataan hinaan yang disampaikan tentara Israel di antaranya ‘Lilla hora’ atau perempuan kecil dan ‘Hora Greta’ perempua Greta dalam bahasa Swedia, yang mereka ulangi terus-menerus.
Pasukan Zionis sering melontarkan ancaman kepada para tahanan dengan gas, memaksa mereka berdiri atau berlutut selama berjam-jam dalam suhu sangat panas, serta menempatkan mereka di sel-sel kecil yang penuh sesak dengan sedikit makanan atau air.
Di satu sel, para tahanan dipaksa minum air keran berwarna cokelat, hingga beberapa jatuh sakit.
“Para penjaga tidak memiliki empati atau rasa kemanusiaan … Semua yang mereka lakukan sangat kejam. Obat-obatan jantung, kanker, insulin, dibuang di depan mata mereka,” ujarnya.
Thunberg juga mencatat melihat lubang peluru dan noda darah di dinding penjara, di samping pesan-pesan yang diukir oleh para tahanan Palestina yang ditahan di hadapannya.
Editor: Anton Suhartono