Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menlu AS Rubio Harap Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dicapai 23 Desember, Bisakah?
Advertisement . Scroll to see content

Amerika Serikat Dinilai Masih Melihat Hantu Uni Soviet saat Berhadapan dengan Rusia

Minggu, 18 Desember 2022 - 08:38:00 WIB
Amerika Serikat Dinilai Masih Melihat Hantu Uni Soviet saat Berhadapan dengan Rusia
Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id Amerika Serikat dinilai masih terdorong oleh mentalitas Perang Dingin saat berhubungan dengan Rusia. Washington DC sepertinya sulit menerima perubahan di arena internasional, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan posisi Moskow.

“Washington tampaknya perlu terus menegaskan diri melalui persaingan dengan Rusia. Sepertinya ‘hantu’ Uni Soviet masih menghantui koridor kekuasaan di ibu kota Amerika, dan ‘Perang Dingin’ belum berakhir sama sekali,” kata Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, dalam sebuah wawancara dengan Newsweek, akhir pekan ini.

Menurut dia, AS selalu ingin dianggap istimewa. Hal itu menyebabkan Washington DC ingin menciptakan area ketidakstabilan di perbatasan Rusia. Selain itu, kata Antonov, banyak politisi Amerika masih bertindak sesuai dengan mentalitas Perang Dingin dan sulit menerima pemulihan prestise internasional Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin.

“Pada saat yang sama, seseorang selalu dapat melemparkan kesalahan atas masalah dan kesalahan perhitungannya sendiri ke Federasi Rusia dan menggunakan Rusia untuk membenarkan pengeluaran militernya yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.

“Selain itu, dengan dalih perkembangan di Ukraina, pemerintah (AS) merusak hubungan yang saling menguntungkan, hubungan antara Rusia dan Eropa, membuat Eropa sepenuhnya bergantung pada Washington," kata dubes Rusia itu lagi.

Antonov menekankan, dibutuhkan waktu lama untuk membangun dunia multipolar. Sebagai bagian dari perjalanan yang kompleks itu, Rusia-AS harus saling menghormati untuk mengatasi kebuntuan dalam hubungan kedua negara.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut